Soloraya
Rabu, 13 Maret 2013 - 17:53 WIB

PASUTRI TEWAS GANTUNG: Polisi Temukan Kejanggalan, Diduga Suami Bunuh Istri

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi memeriksa kondisi tubuh pasangan suami istri (pasutri) Alisih, 30, dan Sri Rahayu, 21, yang ditemukan tewas menggantung di rumahnya di Dusun Kaliwuluh, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Rabu (13/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Polisi memeriksa kondisi tubuh pasangan suami istri (pasutri) Alisih, 30, dan Sri Rahayu, 21, yang ditemukan tewas menggantung di rumahnya di Dusun Kaliwuluh, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Rabu (13/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN—Polisi menemukan kejanggalan pada jasad pasangan suami istri (pasutri), Alisih, 30 dan Sri Rahayu, 21, warga Dusun Kaliwuluh, Desa Sidorejo, Kemalang, Klaten, Rabu (13/3/2013) pukul 08.00 WIB yang ditemukan tewas menggantung di kosen pintu rumah mereka.

Advertisement

Kapolsek Kemalang, AKP Suyono, menduga Sri dibunuh oleh suaminya sendiri saat terjadi percekcokan. Sri diduga tewas setelah dijerat kain syal dari belakang saat wanita itu hendak menata pakaian dalam sebuah tas.

“Tas itu masih terbuka. Kemungkinan percecokan itu membuat Sri ingin pergi dari dari rumah. Saat berkemas itulah, suaminya menghabisi nyawanya. Mungkin karena panik, pelaku menggantung tubuh istrinya dan menyusul gantung diri,” terang Suyono.

Jajaran Polsek Kemalang bersama petugas medis begitu sampai di lokasi langsung mengadakan pemeriksaan. Dari pemeriksaan tubuh keduanya, polisi menemukan kejanggalan.

Advertisement

Kematian Alisih ditengarai murni akibat bunuh diri. Hal itu terkuak karena polisi menemukan ciri-ciri seperti kedua mata melotot, lidah menjulur dan mengeluarkan cairan sperma pada alat kelaminnya. Sementara pada jasad Sri Rahayu tidak ditemukan tanda-tanda bahwa wanita tersebut bunuh diri.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Eko Sujarwanto, 29, dan Dalisih, 35, yang kali pertama menemukan jasad pasutri itu tewas menggantung. Saat itu, Eko bermaksud mengambil kunci truk yang biasa digunakannya bersama Alisih mengangkut pasir dan batu dari lereng Gunung Merapi.

Sesampaiya di rumah temannya itu, Eko mendapati pintu masuk dalam keadaan terkunci dari dalam. Sebenarnya Eko sudah berusaha menghubungi Alisih melalui ponselnya, akan tetapi tidak ada yang menganggat telepon masuk. Merasa curiga, Eko meminta bantuan Dalisih untuk membuka pintu rumah Alisih.

Advertisement

Setelah berhasil membuka pintu, keduanya dikagetkan dengan temuan tubuh pasutri itu menggantung pada kosen pintu kamar rumahnya dengan dua buah syal masing-masing berwarna biru dan putih. Dibantu warga lain, akhirnya tubuh keduanya diturunkan.

Setelah bercerai dengan istri pertamanya, akhirnya Alisih, 30, warga Dusun Kaliwuluh, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, memutuskan untuk menikahi Sri Rahayu, 21. Usia pernikahan keduanya sudah menginjak satu tahun, akan tetapi prahara rumah tangga itu muncul.

Belum diketahui pasti penyebab terjadinya prahara itu. Warga sekitar hanya mengetahui pasutri itu kerap terlibat cekcok. “Hampir setiap hari keduanya cekcok. Saya sendiri tidak tahu apa pemicunya. Kadang kami sampai bosan mendengarkan percekcokan keduanya,” ujar Winarso, 32, tetangga pasutri tersebut saat ditemui wartawan di rumah pasutri tersebut, Rabu (13/3).

Warga sekitar mengetahui percekcokan antarpasutri itu kali terakhir terjadi pada Selasa (12/3) malam. Saat itu warga tidak menyadari bahwa percekcokan rumah tangga itu adalah untuk kali terakhir. Ya pasutri itu ditemukan tewas mengenaskan pada Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Jasad keduanya ditemukan menggantung pada sebuah kosen pintu masuk kamar di rumahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif