Soloraya
Minggu, 20 Maret 2022 - 10:04 WIB

Patok Joko Tingkir, Wisata Baru Desa Sribit, Sragen, Begini Wujudnya

Tri Rahayu  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan ibu mengikuti senam bersama di kompleks Pasar Tambak Sribit, Sidoharjo, Sragen, Minggu (20/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Pasar Tambak yang terletak di Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, resmi dibuka sebagai objek wisata desa mulai Minggu (20/3/2022).

Pasar Tambak biasanya merupakan pasar yang hanya muncul setiap Sura dengan mengambil waktu malam Jumat Wage. Kini, Pasar Tambak dikemas menjadi objek pasar yang dibuka setiap Minggu.

Advertisement

Di pasar ini terdapat patok yang disebut Patok Kiai Galeh. Patok tersebut diyakini sebagai patok tempat penambatan perahu Joko Tingkir. Patok itu kini dibuatkan bangunan joglo dan khusus di patok itu dibuatkan ruang tertutup.

Di dekat patok itu juga dibuat selter pedagang berbentuk leter L dengan puluhan lapak pedagang. Masih komplek itu ada joglo utama sebagai tempat acara yang di sebelahnya terdapat tiga gazebo.

Kemudian di bagian paling timur terdapat kolam berukuran besar sebagai tempat pancingan. Di lokasi pancingan itu cukup nyaman dengan rerimbunan pohon trembesi dan latar belakang pemandangan Gunung Lawu yang biru.

Advertisement

Sejumlah kepala desa (kades) di wilayah Sidoharjo ikut berkumpul dalam momentum peluncuran New Pasar Tambak juga dihadiri legislator DPR RI, Luluk Nur Hamidah dan legislator DPRD Sragen Fathurrohman.

Fathurrohman saat ditemui Solopos.com menjelaskan pemancingan Pasar Tambak ini sudah ditetapkan sebagai destinasi pariwisata desa yang memadukan konsep pemancingan dengan pasar atau pusat kuliner tradisional.

Dia menjelaskan Pasar Tambak biasanya hanya buka setahun sekali setiap malam Sura sekarang dikonsep bisa dikunjungi setiap pekan sekali atau dua pekan sekali.

Advertisement

“Ada Pokdarwis yang mengelola wisata itu. Namun, untuk pengelolaan pemancingan masih dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Sebenarnya ada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), tetapi tidak berani karena dalam pengelolaannya harus benar-benar profesional. Jadi hasil dari pengelolaan pasar dan pemancingan ini nantinya ada sebagian yang masuk pendapatan asli desa,” ujarnya.
Dia menjelaskan luas area pemancingan 15 meter x 18 meter. Dia menyebut peluncuran pemancingan dilakukan pada Minggu ini dan nanti ada peluncuran Pasar Tambak yang dikemas dengan konsep ngabuburit saat Bulan Puasa mendatang.

Dalam kesempatan itu, Luluk Nur Hamidah mengampanyekan gemar makan ikan yang sinergi dengan pemancingan ikan. Dia meminta desa-desa di Sidoharjo khususnya harus mempunyai gerakan bebas stunting dengan cara gemar makan ikan. Luluk membagikan kaus berisi kampanye makan ikan kepada ibu-ibu sembari berjoget bersama.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif