Soloraya
Selasa, 10 Januari 2023 - 16:55 WIB

Patung Kuda Putih Jadi Ikon Baru Mondokan Sragen, Ada Cerita Unik di Baliknya

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patung kuda putih di Taman Mendiro, Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Sragen, menjadi ikon baru di Kecamatan yang kini dikenal sebagai Kota Pejuang, Selasa (10/1/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Patung kuda putih dalam posisi kedua kaki depan terangkat berdiri di Taman Mendiro di simpang tiga Kaligunting, Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Sragen. Kuda putih itu menjadi ikon baru Mondokan agar dikenal sebagai Kota Pejuang. Patung kuda itu merupakan simbol kuda sembrani yang diartikan sebagai semangat berjuang gagah berani.

Pemilihan simbol patung kuda putih setinggi 4-5 meter itu diilhami dari adanya cerita rakyat tentang kuda sembrani di desa-desa wilayah Kecamatan Mondokan, Sragen. Kuda sembrani merupakan hewan mitologi berupa kuda yang bisa terbang.

Advertisement

Camat Mondokan, Agus Endarto, menginisiasi renovasi Taman Mendiro tersebut pada 2022. Saat dihubungi Espos, Selasa (10/1/2023), Agus menerangkan di Taman Mendiro sebenarnya sudah ada patung kuda sejak lama tetapi tidak terawat.

Agus kemudian mendapatkan cerita tentang adanya hewan mitologi kuda sembrani dari sejumlah desa di Mondokan. Atas dasar itu patung kuda yang sudah ada dipugar dan menjadi bentuk kuda dengan visual yang hidup.

Advertisement

Agus kemudian mendapatkan cerita tentang adanya hewan mitologi kuda sembrani dari sejumlah desa di Mondokan. Atas dasar itu patung kuda yang sudah ada dipugar dan menjadi bentuk kuda dengan visual yang hidup.

“Dulu tampilan kudanya biasa. Sekarang kuda itu diwujudkan seolah-olah hidup dengan ditambah rambut yang berkibar terkena angin. Selain itu ditambah gigi dan kuping. Dulu warnanya hitam, sekarang dibuat bewarna putih,” jelas Agus yang juga mantan Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen.

Selain merevitalisasi patung kuda, Agus juga merenovasi prasasti Tjanda Bhirawa yang awalnya berada di bawah kemudian diangkat dengan dibuatkan bangunan yang cukup megah di taman tersebut. Prasasti tersebut menjadi monumen perjuangan basis gerilya Yonif Tjanda Bhirawa yang ditandatangi Mayjen TNI (Purn) Soedarmono. Monumen itu didirikan pada 14 Juli 1987.

Advertisement

Mitos Kuda Sembrani

Terkait mitos kuda sembrani, Agus menyebut setidaknya ada empat petilasan kuda sembrani di Mondokan. Yakni di situs Punthuk di Desa Jekani, di Punden Sono di Desa Sono;  tapak kuda sembrani di belik Mbah Gondo di Desa Sumberrejo, dan situs Watu Gong di Desa Jambangan.

Agus mengungkapkan di empat petilasan kuda sembrani itu masih ditemukan bekas tapak kuda.

Menurut cerita rakyat di Punden Sono, dulu kuda sembrani itu menjadi tunggangan Nyi Ageng Serang. Punden Sono dulunya dikelilingi rawa. Sampai sekarang di sekitar punden itu masih ditemukan sawah dengan lumpur dan air yang tidak bisa mengering.

Advertisement

Agus juga memunculkan cerita tentang sukarelawan desa yang tergabung dalam Pager Desa yang membantu pasukan TNI dalam perang kemerdekaan. Tugas sukarelawan Pager Desa adalah menyediakan logistik bagi pasukan perang. Pasukan ini  ini dipimpin oleh demang atau lurang.

Mitos tentang kuda sembrani juga ditemukan di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Sragen, seperti di Desa Jenalas, Kecamatan Gemolong. Mitos ini diceritakan secara lisan oleh warga Desa Jenalas.

Nama Desa Jenalas pun konon berawal dari kisah warga yang memergoki keberadaan hewan misterius di sebuah sendang di tengah hutan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif