SOLOPOS.COM - Patung tertua Ir Soekarno di Kampung Ngadisono, Joglo, Banjarsari, Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Patung tertua proklamator kemerdekaan Republik Indonesia Ir Soekarno atau Bung Karno di Kampung Ngadisono RT 002/RW 002 Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo, dibongkar.

Butuh 25 orang dan waktu tujuh jam untuk pembongkaran itu. Pembongkaran patung dilakukan pada Kamis (16/7/2020) lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selain patung Ir Soekarno, patung banteng yang berada di lokasi yang sama juga dibongkar. Warga Solo biasa menggunakan dua patung itu sebagai penanda lokasi atau kawasan itu.

2 ASN Positif Covid-19, Tiga Kantor Pemkot Solo Ditutup Sepekan

“Ini adalah patung tertua Ir Soekarno dan banteng yang dibangun di Solo. Patung itu dibangun tahun 1998. Karena patung itu warga menyebut lokasi tersebut dengan Pertigaan Patung Banteng,” ujar Cucuk Kristiawan, 41, warga setempat kepada Solopos.com.

Sebelum adanya patung tertua Bung Karno di Solo itu, warga menyebut kawasan tersebut dengan Pertelon Bakso Brewok. Hal itu karena di sebelah patung-patung itu terdapat Warung Bakso Pak Brewok. Hingga saat ini warung bakso tersebut masih beroperasi atau buka.

“Butuh waktu mulai dari pukul 10.00 WIB hingga sore hari untuk membongkar dua patung itu karena patung tidak dihancurkan. Jadi kami bongkar fondasinya sedikit demi sedikit agar fisik patung tetap utuh dan masih bisa dipasang lagi,” urai dia.

2 Bayi di Sukoharjo Positif Corona, Tertular Sang Ibu?

Saat ini dua patung itu disimpan di halaman rumah Cucuk sembari mencari tempat baru yang bisa digunakan untuk memajangnya. Cucuk mengaku sempat menitikkan air mata saat ikut membongkar patung Ir Soekarno dan banteng hitam itu.

Sejarah Pembuatan Patung

Dia mengaku tahu persis sejarah pembuatan patung tertua Ir Soekarno di Solo tersebut. Menurut dia, saat itu patung dibuat bersama-sama oleh warga Kampung Ngadisono, Cengklik, dan Bibis. Pembuatan patung itu lantaran prihatin dengan kondisi bangsa pada 1998.

“Yang membuat patung-patung itu dulu warga sekitar sini. Beberapa sesepuhnya seperti Pak Sartoto [yang sudah meninggal], Gembong Supriyanto [masih hidup] dan Widodo [masih hidup]. Biaya pembangunan iuran bareng-bareng,” kata dia.

Gara-Gara 1 Pasien Tidak Jujur, 10 Warga Satu RT Di Sukoharjo Positif Corona

Cucuk yang merupakan Ketua Organisasi Ojo Pedot Oyot (OPO) DPC PDIP Solo merasa sangat bangga dengan kebersamaan dan gotong royong warga zaman dulu. Dia berharap budaya luhur bangsa itu bisa dilanjutkan para generasi muda bangsa.

Menurut dia, pembongkaran patung tertua Bung Karno di Solo dan banteng moncong putih atas permintaan warga pemilik rumah di dekat patung. Keberadaan patung-patung berukuran lumayan besar itu selama ini dianggap menutupi bagian depan rumah.

“Warga yang punya rumah menyurati warga minta agar patung-patung ini dipindah. Warga pun menyetujui pembongkaran itu secara baik-baik. Tidak ada unsur paksaan atau sejenisnya. Kini tinggal cari tempat baru untuk patung ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya