Soloraya
Selasa, 13 September 2022 - 21:12 WIB

Patut Dicontoh, 14 Perusahaan di Sragen Jadi Sahabat Anak

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivis Yayasan Setara Semarang, Yuli Sulistyanto, memberi penjelasan tentang penguatan keluarga kepada para anggota Puspaga Sragen di Aula Opsroom Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Selasa (13/9/2022). (Istimewa/Diah Nursari)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 14 perusahaan di Kabupaten Sragen bersepakat membentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI). Mereka berkomitmen memberikan beragam fasilitas kepada anak-anak di Kabupaten Sragen.

Penjelasan itu diungkapkan Aktivis Perlindungan Anak dan Perempuan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Diah Nursari, saat berbincang dengan Espos, Selasa (13/9/2022). Diah menerangkan APSAI sudah dibentuk di Sragen pada 2021 dan perannya memberi fasilitas dalam bentuk diskon bagi pemegang kartu identitas anak (KIA) dan fasilitas lainnya bagi anak.

Advertisement

“Peran APSAI ini untuk pemenuhan hak-hak anak. Seperti pemilik Papa Kokies Sragen. Mereka memberi diskon bagi anak dengan menunjukkan KIA setiap membeli roti. Perusahaan Awal Mandiri Sragen juga memberi diskon untuk pembelian alat tulis. Pihak rumah sakit ada yang memberikan program dokter anak. Radio Buana Asri memiliki program jurnalisme anak dan seterusnya,” jelasnya.

APSAI merupakan satu di antara sejumlah organisasi sahabat anak. Pegiat Yayasan Setara Semarang, Yuli Sulistyanto, saat berbincang dengan Solopos,com, Selasa siang, menambahkan, organisasi-organisasi peduli anak ini harusnya bisa bersinergi dan berkolaborasi.

Baca Juga: Jalan Panjang Duta GenRe Sragen Tekan Angka Pernikahan Dini

Advertisement

Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) juga harus ikut berkolaborasi dengan APSAI dalam perannya membentuk ketahanan keluarga. “Untuk Puspaga ini harus ada satu langkah konkret dan harus merumuskan program strategis setahun ke depan. Program ini harus mengkaitkan dengan mitra strategis. Misalnya Fatayat punya program pencegahan dan penguatan keluarga, Aisyiyah punya, dan PKK juga punya. Program mitra strategis itu diramu menjadi program kolaboratif,” ujar Yuli seusai mengisi pelatihan para kader Puspaga Kabupaten Sragen.

Dia meminta Puspaga menjadi tukang potret, yakni mendokumentasikan kegiatan atau program yang berjalan dan yang dilakukan anggota Puspaga dalam kerangka memperkuat keluarga.

Dia melihat perlu adanya instrumen dan ruang-ruang untuk menyelaraskan, mulai dari mencegah, pengurangan risiko, dan merujuk bila ditemukan persoalan berat di keluarga. Untuk menjalankan pelayanan itu, kata dia, Puspaga harus punya tenaga full time, yang selalu siaga di Sekretariat Puspaga di Nglorog.

Advertisement

Baca Juga: 149 Anak Karanganyar Ajukan Dispensasi Nikah, Mayoritas karena Hamil Duluan

“Di sekretatariat itu harus ada tenaga konselor dan administrasi. Ketika ada orang datang butuh konsultasi maka Puspaga bisa melayani, seperti kasus anak dan kasus keluarga lainnya. Puspaga juga harus mampu menjangkau masyarakat. Kalau tidak ada laporan maka berarti ada yang terputus dalam penyebarluasan informasi ke masyarakat,” jelasnya.

Yuli mengatakan edukasi masyarakat penting supaya mereka berani melapor ketika muncul kasus anak di lingkungan mereka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif