SOLOPOS.COM - Ilustrasi PAUD (Dok/JIBI/Solopos)

PAUD Klaten mengalami peningkatan tajam. Tapi peningkatan tersebut tidak dibarengi dengan banyaknya murid.

Solopos.com, KLATEN – Jumlah lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) di Klaten meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Ironisnya, kondisi ini berbanding terbalik dengan kesejahteraan guru PAUD yang kian minim. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya murid PAUD yang mereka didik.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kabid Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Listyowati, menerangkan jumlah lembaga PAUD selama dua tahun terakhir meningkat setelah muncul program nasional PAUDisasi.

“Pada 2013 kami adakan gerakan untuk mendukung program PAUDisasi dengan pencanangan PAUD di setiap desa. Sejak saat itu muncul 1.912 lembaga. Untuk pengelolaan kami kerja sama dengan PKK,” jelas dia saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Guna pendirian PAUD tersebut Disdik tak sembarang mengeluarkan izin operasional. PAUD harus memenuhi standar minimal seperti jumlah siswa minimal 10-15 orang, ada tempat bermain, minimal diampu dua orang pengasuh, serta ketersediaan kamar mandi.

Namun, belakangan muncul kendala yang dihadapi pengelola PAUD untuk mengembangkan lembaga mereka. Sejumlah PAUD mengalami kekurangan murid. “Ketika satu tahun berjalan, ada PAUD yang muridnya semakin berkurang setiap tahun ajaran baru,” katanya.

Kondisi itu berimbas pada berkurangnya pengembangan sarana dan prasarana serta kesejahteraan guru PAUD yang mengandalkan penghasilan dari sumbangan wali murid yang dilakukan setiap bulan. Terkait persoalan tersebut, pihaknya selama ini hanya memberikan motivasi kepada para pendidik untuk berupaya menambah murid mereka.

“Kami memberikan motivasi kepada pendidik karena [pekerjaan] itu merupakan panggilan, sehingga kami berharap mereka bisa tetap total dalam mengajar. Persoalan kesejahteraan, nanti menyusul,” ungkapnya.

Jumlah guru PAUD di Klaten saat ini mencapai 6.700 orang. Dari jumlah itu, 4.300 di antaranya berstatus non-PNS.

Terkait keberlangsungan penyelenggaraan PAUD, Listyowati menjelaskan selama ini Pemkab sudah menggelontorkan dana bantuan dari APBD. Pada 2014, dana Rp1 miliar dibagikan ke 1.000 lembaga PAUD di Klaten. Sementara pada 2015 setidaknya ada 994 lembaga PAUD yang akan dapat bantuan.

Dana itu digunakan untuk biaya operasional pendidikan (BOP) guna membeli sejumlah peralatan seperti alat tulis. Pihaknya tak menampik alokasi dana tersebut minim guna menutup kebutuhan operasional PAUD di Klaten. Setidaknya dana itu bisa menunjang agar lembaga PAUD bisa terus berjalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya