Soloraya
Selasa, 17 Agustus 2021 - 19:52 WIB

Biaya PCR Murah, Pemkot Solo Tambah Sarana Testing

Mariyana Ricky P.d  /  Abu Nadhif  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas medis mengambil sampel lendir milik karyawan saat rapid tes antigen dan swab tes PCR massal di Solo Grand Mall (SGM), Solo, Selasa (11/5/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bakal menambah sarana prasarana guna memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar harga uji swab secara PCR (polymerase chain reaction) diturunkan hingga Rp450.000 dan harus keluar dalam tempo 1 x 24 jam.

“Kami akan mematuhi aturan tersebut jika benar sudah menjadi kebijakan pusat. Butuh proses untuk memenuhinya. Di antaranya dengan menyiapkan sarpras (sarana dan prasarana),” kata dia, di Balai Kota, Selasa (17/8/2021).

Advertisement

Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memiliki satu laboratorium uji swab PCR yakni RSUD Bung Karno.

Membantu Testing

Fasilitas yang perlu dibenahi di antaranya menambah kapasitas agar hasilnya keluar 1 x 24 jam.

Advertisement

Membantu Testing

Fasilitas yang perlu dibenahi di antaranya menambah kapasitas agar hasilnya keluar 1 x 24 jam.

Gibran menyampaikan penurunan harga uji swab PCR bisa membantu pelaksanaan tracing maupun testing. 

Warga pun bisa melakukan uji swab PCR secara mandiri.

Advertisement

Ia menyebut angka testing Covid-19 di Solo sudah tinggi dan memenuhi target. Namun harga murah uji swab PCR tetap diperlukan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan target testing harian untuk Solo sebanyak 1.112 dan realisasinya menyentuh 1.500-an.

“Kalau dari tracing rendah, ya, kami naikkan  dari hasil screening. Makin banyak yang dilacak, baik screening maupun hasil tracing, makin ketemu hasil yang sebenarnya. Tapi kalau kami enggak mau kerja, akhirnya jadi gunung es itu. Cuma intip-intip doang, yang di bawah banyak,” kata dia.

Advertisement

Hanya Solo

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan 1.500-an tes tersebut juga berasal dari uji mandiri warga di rumah sakit (RS), klinik, maupun laboratorium swasta.

Namun pihaknya menyaring hanya yang berdomisili di Solo.

Kendati begitu, ia menduga masih banyak tes yang belum terlaporkan.

Advertisement

“Kalau yang positif biasanya dilaporkan, yang negatif tidak. Ini yang membuat positivity rate-nya tinggi. Positivity rate kami 30, padahal seharusnya di bawah 5 karena hasil uji yang negatif tak dilaporkan,” jelasnya.

Baca Juga: Tempat Sudah Siap, Pusat Isolasi Covid-19 GOR Gelarsena Klaten Giliran Terkendala Nakes 

Screening yang dimaksud adalah menyasar tempat umum secara acak, atau lokasi-lokasi keramaian.

Laporan dari laboratorium, klinik, dan RS yang melayani uji swab antigen maupun PCR diperbarui setiap dua hari sekali, termasuk Minggu.

Apabila targetnya 1.112 per bulan maka target hariannya tinggal dibagi enam atau tujuh hari mengingat banyak yang tutup saat akhir pekan.

Testing acak sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengarah kasus suspek dan mereka yang mengalami flu yang mengaah ke Covid-19,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif