Soloraya
Sabtu, 6 Agustus 2022 - 13:46 WIB

PD Nasyiatul Aisyiyah Adakan Eco-Bhinneka, Angkat 3 Isu Utama

R Bony Eko Wicaksono  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) bersama PDNA Solo menggelar kegiatan rembuk warga Eco-Bhinneka di Kantor Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Sabtu (6/8/2022). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) Muhammadiyah bersama Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Solo mengimplementasikan program Eco-Bhinneka di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo.

Program ini mengangkat tiga isu utama, yakni toleransi dalam keberagaman, pelestarian lingkungan, dan pencegahan stunting.

Advertisement

Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) bersama PDNA Solo menggelar kegiatan rembuk warga Eco-Bhinneka di Kantor Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Sabtu (6/8/2022). Kegiatan itu dihadiri pengurus PPNA dan PDNA Solo, serta perwakilan warga setempat.

Manager Program Eco-Bhinneka PDNA Solo, Hanifah Kasih Rahman, mengatakan program ini melibatkan partisipasi masyarakat. “Perempuan bisa menjadi agen perdamaian lewat program Eco-Bhinneka. Banyak kegiatan yang dilakukan seperti rembuk warga dan langkah konkret agar masyarakat peduli terhadap kelestarian lingkungan,” kata dia, Sabtu.

Kegiatan lainnya yang dilakukan PDNA Solo adalah menggelar focus group discussion (FGD) yang melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot Solo. Misalnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Dinas Kesehatan Solo dan Dinas Pendidikan (Disdik) Solo. Hal ini guna menyamakan persepsi dan implementasi program Eco-Bhinneka.

Advertisement

Baca Juga:Menziarahi Keteladanan Gus Dur dan Buya Syafii di Pameran Seni Rupa

Bersawa warga setempat, Hanifah juga memberikan penyuluhan kesehatan, termasuk pemenuhan gizi bagi anak balita. “Pencegahan stunting dilakukan dengan melibatkan komunitas masyarakat. Mereka diberdayakan untuk membantu percepatan penanggulangan stunting,” ujar dia.

Selain di Joyontakan, Solo, program Eco-Bhinneka juga dilaksanakan di Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan yang sama juga diterapkan di sekolah-sekolah.

Advertisement

Sementara itu, seorang warga Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Marbani, mengatakan implementasi program Eco-Bhinneka membawa nilai-nilai positif di kehidupan riil masyarakat. Hubungan antarmasyarakat lebih harmonis dan mampu mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Tak hanya itu, masyarakat lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Baca Juga:88 SMP di Sragen Rumuskan Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal

“Ini nilai positif yang harus diperkuat dan dijaga. Budaya gotong royong dan kerja sama tanpa memandang perbedaan suku, agama, dan ras,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif