SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sumur Bor (sumurbor.org)

Solopos.com, KLATEN — Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Merapi Klaten mengebor sumur dalam di wilayah Desa Tangkil, Kecamatan Kemalang. Pengeboran tersebut sudah berlangsung selama beberapa waktu terakhir dan ditargetkan rampung dalam rentang dua bulan mendatang.

Direktur Utama PDAM Tirta Merapi Klaten, Irawan Margono, mengatakan pengeboran di wilayah tangkil tersebut saat ini masih berlangsung.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Masih proses infrastruktur, belum selesai. Baru mengebor kedalaman sekitar 90 meter dari target 200 meter. Mudah-mudahan pengeboran selesai 1,5 bulan sampai dua bulan ke depan,” kata Irawan saat ditemui Solopos.com di Kemalang pekan lalu.

Irawan menjelaskan dengan pengeboran sumur dalam di wilayah Tangkil itu, bakal ada empat sumur dalam di wilayah Kecamatan Kemalang. Saat ini sudah ada tiga sumur yang beroperasi dan melayani ribuan warga.

Sumur-sumur itu terhitung berada di wilayah tengah Kecamatan Kemalang. Kondisi wilayah kecamatan tersebut berupa pegunungan.

Di beberapa wilayah atas kecamatan itu, masih banyak warga yang mengandalkan air dari tadah hujan dan ditampung pada tandon. Ketika kemarau tiba dan stok air di tandon habis, warga harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di rumah tangga mereka.

Desa-desa yang menjadi langganan krisis air bersih seperti wilayah Tegalmulyo, Sidorejo, serta Tlogowatu.

Disinggung upaya mengalirkan air ke wilayah lebih atas dari sumur dalam milik PDAM menggunakan teknologi yang ada, Irawan menjelaskan bisa dilakukan selama kapasitas memungkinkan. Hanya, kapasitas debit sumur dalam di wilayah Kecamatan Kemalang terhitung kecil.

“Selama ini yang ada kapasitas sumur 6 liter per detik sampai 7 liter per detik. Kalau dinaikkan habis dan sampai di wilayah Sidorejo sini sudah tidak bisa karena terlalu tinggi. Kalau debit 20 liter per detik atau 30 liter per detik bisa [sampai ke wilayah paling atas di Kemalang],” kata Irawan.

Kepala Desa (Kades) Tegalmulyo, Sutarno, mengatakan penduduk di Tegalmulyo ada ratusan keluarga tersebar di sekitar 17 dukuh. Hampir seluruhnya terdampak kekeringan saban kemarau tiba.

Ada beberapa dukuh yang relatif tidak terdampak krisis air bersih. Daerah itu seperti di Dukuh Ngringin, Jamuran, Girpasang, serta sebagian wilayah Pajegan yang mengandalkan sumber air setempat.

Sutarno menjelaskan upaya pencarian potensi air sudah dilakukan. Dia menjelaskan di wilayah Sapuangin ada sekitar lima lokasi sumur resapan.

“Itu hanya cukup untuk kebutuhan beberapa RT. Itu pun hanya untuk kebutuhan memasak, untuk ternak tidak mungkin cukup,” kata Sutarno saat ditemui di Tegalmulyo, Selasa (22/8/2023).

Di Tegalmulyo sudah ada satu embung. Hanya, air dari embung itu untuk kebutuhan ternak serta menyiram tanaman.

Kualitas air belum layak untuk konsumsi. Soal solusi permanen, Sutarno mengusulkan ada pembuatan embung lagi di wilayah Tegalmulyo.

“Sebenarnya kalau ada embung lagi bisa menjadi solusi yang terbaik. Ada potensi lahan di wilayah atas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya