SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cabang Kota Solo masih memiliki tanggungan utang senilai Rp 1,2 miliar kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten untuk membayar pemanfaatan sumber mata air Cokro di tahun 2010.

Direktur Umum PT PDAM Kota Solo, Agus Saryono kepada wartawan seusai menggelar rapat kerja dengan Komisi III DPRD, Senin (17/1), mengatakan lebih dari separuh kebutuhan air baku di Kota Solo disokong oleh mata air Cokro yang berada di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Atas dasar itulah, PDAM Solo diharuskan membayar kompensasi dengan hitungan 15% dari jumlah air yang diproduksi dikalikan tarif dasar air kepada Pemkab Klaten. “Tahun 2010 kami harus menyetorkan senilai Rp 3,3 miliar. Namun, saat ini kami masih memiliki utang senilai Rp 1,2 miliar,” urai Agus.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Agus mengaku keberatan jika PDAM Solo diharuskan membayar total Rp 3,3 miliar. Sebab, angka tersebut lebih tinggi daripada yang disetorkan kepada Pemkot Solo yakni Rp 2,2 miliar. Di sisi lain, jumlah air yang mengalir dari mata air cokro sebanyak 400 liter/detik. Namun, setibanya di Kota Solo arusnya turun menjadi 387 liter/detik. Pihaknya menduga terjadi kebocoran sebelum air tersebut sampai di Kota Solo. “Kemungkinan ada kebocoran, namun Pemkab Klaten tidak mau tahu itu. Padahal, tidak semua air yang kami datangkan itu bisa terjual,” papar Agus.

Agus menjelaskan, PDAM Kota Solo sudah membentuk tim khusus yang bertugas melakukan kajian terkait rencana pelunasan hutang senilai Rp 1,2 miliar tersebut.  Agus menambahkan, sebenarnya Kota Solo sudah memiliki 26 sumur dalam sebagai sumber air alternatif. Namun, banyaknya jumlah sumur dalam bisa berdampak menyusutnya kadar air tanah di Kota Solo. Alternatif lain, sambung Agus, ialah memanfaatkan air dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) melalui Sungai Bengawan Solo.

Di sisi lain Sekretaris Komisi III, Umar Hasyim meminta PDAM Solo mencari alternatif sumber air untuk menghilangkan ketergantungan kepada mata air Cokro. Dalam hal ini, pihaknya mendukung upaya pemanfaatan air dari WGM melalui Sungai Bengawan Solo. “Direncanakan Solo bisa menyerap air dari Bengawan Solo sebanyak 700 liter/detik. Angka itu relatif lebih tinggi dibandingkan daerah lain yang hanya mencapai sekitar 300 liter/detik,” urai Umar.

mkd

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya