SOLOPOS.COM - Karyawan mengecek pompa tekanan air bersih di Instalasi Pengolahan air (IPA) Semanggi, Solo, Rabu (13/9/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO–Perumda Air Minum Kota Solo (PDAM/Toya Wening Solo) memanfaatkan tiga jenis sumber air.  Sumber air dari Bengawan Solo paling rawan tercemar.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) PDAM Solo, Bayu Tunggul, menjelaskan tiga jenis sumber air itu dimanfaatkan untuk melayani 57.253 pelanggan, yakni sumber air Cokro, Bengawan Solo, dan sumur dalam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sumber air Cokro memiliki kapasitas 400 liter per detik. Sumber air itu untuk melayani pelanggan di Klaten, Kartasura, Pabelan, Makamhaji, wilayah di selatan Jl Slamet Riyadi sampai Kelurahan Joyontakan. Sumber air Cokro juga diolah menjadi produk air minum dalam kemasan (AMDK) Toya Wening.

Sementara sumber air dari Bengawan Solo diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi dengan kapasitas 100 liter per detik. IPA Semanggi menyuplai pelanggan PDAM Solo di Kecamatan Pasar Kliwon.

IPA Jurug berkapasitas 50 liter per detik untuk menyuplai pelanggan di Kelurahan Pucangsawit, Jagalan, Gandekan, Purwodiningratan, Sudiroprajan, dan Kelurahan Jebres. IPA Jebres kapasitasnya 100 liter per detik untuk pelanggan di Kelurahan Mojosongo.

Sedangkan sebanyak 24 sumur dalam beroperasi pada jam-jam tertentu. Sumber air ini untuk melayani pelanggan di sejumlah wilayah, antara lain Kelurahan Nusukan, Kadipiro, Desa Plesungan, dan sejumlah desa di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Menurut Bayu, suplai air masih normal pada musim kemarau sejauh ini kecuali sumber air Cokro karena ada perbaikan pipa transmisi ruas Delanggu-Cokro yang bocor di Desa Keprabon, Klaten, Rabu (13/9/2023) selama tujuh jam.

“Cuma di beberapa penduduk yang sumur dangkalnya terganggu, tidak keluar airnya, tidak berlangganan air PDAM, nah ini yang jadi masalah. Ada beberapa tempat memang kami bantu dropping dengan BPBD Solo sebagai leading sector,” jelasnya.

Bayu mengatakan sumber air dari Bengawan Solo berisiko berhenti operasional pada musim kemarau. Kondisi Bengawan Solo tidak menentu.

Menurut dia, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Perum Jasa Tirta I Bendungan Wonogiri akan melakukan pemeliharaan dengan penghentian suplai ke bendung Colo timur dan Colo barat mulai 15 Oktober 2023.

Bayu menjelaskan air Waduk Gajah Mungkur mengalir ke Bengawan Solo dan Dam Colo. Dampak dari penghentian suplai air ke Dam Colo adalah irigasi pertanian bukan ke PDAM Kota Solo.

Namun, Bayu menduga UMKM di wilayah Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, membuang limbah etanol ke aliran air menuju Dam Colo. PDAM Solo khawatir apabila suplai air ke Dam Colo dihentikan, pembuangan limbah alkohol akan kembali ke Sungai Samin yang bermuara ke Bengawan Solo.

“Itu berisiko, polutan tinggi karena muara Kali Samin dekat dengan intake Instalasi Pengolahan Air [IPA] Semanggi. Kalau sampai teman-teman pengrajin alkohol membuang limbahnya ke Kali Samin padahal Oktober sampai November diperkirakan belum turun hujan,” jelasnya.

Bayu mengatakan debit air Bengawan Solo yang kecil serta banyak polutan membuat PDAM Kota Solo kesulitan mengolah air. Pembuangan limbah ciu ke Bengawan Solo bakal berdampak ke sejumlah PDAM, antara lain PDAM Solo dan PDAM Blora.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya