Solopos.com, WONOGIRI — Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Wonogiri bakal membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati atau cabup-cawabup untuk Pilkada Wonogiri 2024 pada Mei.
Penjaringan dan penyaringan bakal cabup-cawabup oleh PDIP Wonogiri itu terbuka untuk umum. Setelah pendaftaran, akan ada serangkaian tes seleksi mulai dari administrasi, psikotes, hingga wawancara.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan tidak terburu-buru dalam proses penjaringan dan penyaringan bakal cabup-cawabup Pilkada Wonogiri 2024. Saat ini PDIP Wonogiri sedang fokus konsolidasi seluruh struktur kepartaian setelah Pemilu 2024.
Pendaftaran bakal cabup-cawabup di PDIP Wonogiri paling cepat dibuka pada Mei 2024. Pendaftaran itu terbuka untuk umum baik untuk internal atau eksternal partai. Mereka yang ingin maju sebagai cabup-cawabup melalui PDIP Wonogiri, salah satu syaratnya harus disiplin terhadap peraturan internal partai.
”Mungkin awal Mei 2024 kami akan melaksanakan proses penjaringan dan penyaringan bakal cabup-cawabup,” kata Joko Sutopo kepada wartawan, Senin (22/4/2024).
Jekek, sapaan akrabnya, memastikan proses seleksi untuk mencari cabup-cawabup yang diajukan DPC ke DPP PDIP akan sesuai dengan tahapan pencalonan cabup-cawabup KPU Wonogiri.
Ada beberapa tahapan seleksi yang akan diselenggarakan dalam proses penjaringan dan penyaringan itu antara lain seleksi administrasi, psikotes, dan wawancara.
Menurut dia, selain kemampuan intelektual, pertimbangan lain dalam memilih bakal cabup-cawabup adalah kemampuan logistik atau ekonomi bakal calon. Jekek menyebutkan ada syarat materiil yang juga harus diperhatikan para bakal calon.
“Tidak hanya memenuhi syarat administrasi, tetapi juga memenuhi syarat materiilnya. Nanti ada indikator-indikator sebagai sebuah rumusan untuk menentukan angka-angkanya [biaya],” ujar dia.
Biaya Pemenangan
Jekek menyampaikan biaya yang harus dipenuhi bakal cabup-cawabup dari PDIP Wonogiri itu masih realistis. Biaya itu akan digunakan untuk modal kampanye, misalnya untuk keperluan pengadaan alat peraga kampanye dan lainnya.
Kendati demikian, dia menegaskan biaya dalam pemenangan cabup-cawabup itu tidak akan dibebankan hanya kepada calon, melainkan gotong-royong partai. Hanya, masing-masing pihak tetap ada kontribusi biaya yang sudah ditentukan secara proporsional.
”Semua akan kami tampilkan dalam angka proporsional. Nanti kami hitung dulu. Akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan,” ucap Jekek.
Ihwal koalisi dengan parpol lain untuk mengusung cabup-cawabup, Jekek menyebut sudah mendelegasikan Bendahara DPD PDIP Wonogiri sekaligus Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono, untuk menjalin komunikasi politik dengan partai lain.
Yang jelas, saat ini partainya masih sangat cair untuk koalisi. “Kami belum terima laporan hasil komunikasi politik itu, mungkin akhir April ini sudah bisa diketahui,” katanya.
Sebagai informasi, ambang batas parpol atau gabungan parpol mengusung cabup-cawabup paling sedikit memiliki 20% kursi di lembaga legislatif atau memperoleh 25% dari akumulasi suara sah Pemilu terakhir.
Dengan jumlah 50 kursi di DPRD Wonogiri, parpol atau gabungan parpol harus memiliki minimal 10 kursi untuk bisa mengusung cabup-cawabup.
Sesuai ketentuan itu, dari tujuh parpol yang diproyeksikan mendapat kursi di DPRD Wonogiri, hanya PDIP yang memenuhi syarat elektoral untuk mengusung pasangan cabup-cawabup tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain.
PDIP diproyeksikan memperoleh 27 kursi berdasarkan penghitungan menggunakan Sainte Lague pada hasil rekapitulasi suara di tingkat KPU Wonogiri.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
