SOLOPOS.COM - Pekerja membuat kerangka kios saat penataan di pasar Darurat Jongke, Senin (3/4/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Sejumlah pedagang Pasar darurat Jongke mengeluhkan kondisi pasar yang sepi. Khususnya mereka yang berada di sebelah pintu masuk timur. Salah satu pedagang, Sugeng, mengatakan penutupan pintu timur ini dikeluhkan para pedagang yang berjualan di sekitarnya.

“Penutupan pintu sebelah timur dikeluhkan para pedagang yang berjualan di sekitar pintu,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (12/6/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Karena pintu timur ditutup, akses pembeli harus memutar kalau mau masuk dan keluar pasar. Sejumlah pedagang yang merasakan sepi ini berada di grup daging ayam, sapi, tahu tempe, sayuran, buah-buahan, bandeng, dan lele.

“Lagi transisi yang dulu di pasar lama jualan ramai sekarang pindah darurat malah jadi sepi dikarenakan beda tempat jualan,” ucap dia.

Pedagang di sisi timur ini merasakan omzetnya semakin menurun sejak pindah di pasar darurat pada Minggu (9/4/2023). Sugeng mengaku omzetnya menurun lebih dari 50% karena pindah di pasar darurat dan pintu utama timur tidak dibuka.

“50% bahkan ada yang lebih dan gak laku sama sekali keluhan pedagang semenjak pasar darurat pintu timur ditutup,” keluhnya.

Mereka berharap pintu sebelah timur dibuka sehingga pembeli tidak perlu memutar masuk lewat pintu barat, samping sekolah SMP Negeri 9 Solo.

“Karena sebelah timur jalan utama pengunjung diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pedagang dan pembeli sekitar pasar,” papar dia.

Sementara, penjual bumbu dan kelontong di Pasar darurat Jongke, Yanti Ridwan, merasakan nasib berbeda dari para pedagang lainnya. Menurutnya, jualannya di pasar darurat justru lebih ramai dibandingkan saat di Pasar Jongke.

“Malah lebih ramai sekarang kalau saya. Walaupun teman-teman lainnya mengeluhkan lebih ramai yang dulu ya,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di Pasar darurat Jongke.

Yanti menjelaskan kondisi di pasar lama masih tetap ramai saat sore hari. Sementara, di Pasar Jongke ramai pembelinya hanya saat pagi hari.

“Dulu di sana [Pasar Jongke] ecerannya lebih banyak waktu sore. Kalau di sini sedikit ecerannya, cuma paginya lebih ramai,” terang dia.

Volume belanja para pembeli di pasar darurat dinilai lebih banyak di pasar darurat. Yanti sendiri menjual dagangan komplet sembako dan kelontong.

“Dari subuh buka, ramai pukul 05.00 WIB dan pukul 06.00 WIB, sampai habis asar tutup,” ucap dia.

Dalam satu hari, Yanti bisa menjual dua krat telur di pasar darurat. Sementara, di pasar lama dia hanya bisa menjual satu krat. Lalu langganannya yang paling banyak berasal dari penjual bakso dan mi ayam. Mereka banyak membeli gandum dan tepung tapioka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya