Soloraya
Selasa, 17 Mei 2022 - 22:31 WIB

Pedagang di Pasar Mebel Gilingan Solo Kesulitan Cari Lokasi Penyimpanan

Gigih Windar Pratama  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari, Solo, yang terbakar pada awal Mei lalu. Foto diambil pada Selasa (17/5/2022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Beberapa pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo mengaku pasrah direlokasi sementara ke kios darurat di dekat Pasar Legi mulai Senin (23/5/2022) mendatang. Di sisi lain, mereka kini kesulitan mencari tempat penyimpanan barang-barang dagangan mereka yang berupa furnitur.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Selasa (17/5/2022), beberapa kios di pasar mebel yang terbakar pada 3 Mei lalu itu sudah mulai diruntuhkan. Namun ada beberapa kios yang masih berdiri.

Advertisement

Kios yang masiih ada digunakan untuk proses finishing atau menunggu pembeli yang sudah memesan barang dagangan mereka. Salah satunya kios milik Nuning Suharti.

Nuning belum membongkar kiosnya, karena masih menunggu barang dagangannya laku. Selain itu, pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo itu juga masih mencari lahan untuk memindahkan mebel dagangannya untuk sementara, sekaligus rumah kontrakan untuk bernaung.

Advertisement

Nuning belum membongkar kiosnya, karena masih menunggu barang dagangannya laku. Selain itu, pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo itu juga masih mencari lahan untuk memindahkan mebel dagangannya untuk sementara, sekaligus rumah kontrakan untuk bernaung.

“Masih mencari kontrakan juga setelah dari sini. Sama mencari lahan buat memindahkan barang-barang mebel. Soalnya lokasi di Pasar Legi juga tidak begitu luas. Selain itu saya masih menunggu dagangan diambil pembeli,” ujarnya.

Baca Juga: Kesal Tak Dapat Ganti Rugi, Pedagang Pasar Mebel Solo Robohkan Kios

Advertisement

“Sekarang saya pasrah untuk relokasi, tinggal ikut saja, dulu inginnya Bong Mojo dibenahi dulu, jadi pedagang dan warga tidak bolak-balik relokasi,” ujarnya.

Memindah barang-barang dan lokasi untuk membuat mebel juga bukan hal yang mudah. Warga di tempat yang dituju menolak jika lingkungan mereka untuk pengerjaan mebel.

Baca Juga: Garis Polisi Dilepas, Sisa Kebakaran Pasar Mebel Solo Mulai Dibersihkan

Advertisement

Ultimatum Pemkot

“Ya susah juga untuk mencari tempat lain. Soalnya tidak semua warga mau menerima wilayahnya jadi bengkel [tempat pengecatan], karena takut kebakaran atau keracunan limbah cat, belum kalau berisik.” ungkapnya.

Berbeda dengan Nuning, Prihadi, salah satu pedagang mebel di Pasar Mebel Gilingan Solo sudah mengosongkan kiosnya. Hal itu ia lakukan setelah ada ultimatum dari Pemkot untuk pindah pada 23 Mei 2022. Jadwal itu mundur tiga hari dari tanggal semula 20 Mei 2022.

“Kami sudah diminta untuk mengosongkan kios pada 23 Mei, sebenarnya kami diultimatum untuk mengosongkan kios pada 20 Mei, tetapi masih diberikan dispensasi tiga hari,” ujarnya.

Advertisement

Baca Juga: Polisi Periksa 13 Saksi Terkait Kebakaran Pasar Mebel Gilingan

Lebih lanjut, pria yang sudah berjualan di Pasar Mebel Gilingan sejak 1971 ini menyebut pedagang bukan hanya mengosongkan kios, tetapi juga merobohkan bangunan. Ini sebagai bentuk protes kepada Pemkot Solo yang tidak memberikan ganti rugi kepada pedagang.

Menurut Prihadi, para pedagang dijanjikan untuk dibantu saat mengosongkan bangunan kios. Tetapi, tidak ada bantuan dari Pemerintah Kota Solo. Pedagang hingga warga mengosongkan sendiri bangunan mereka.

“Kami awalnya dijanjikan bantuan, entah dari Satpol PP hingga Pemkot Solo, jadi kami hanya melihat saja, tetapi kenyataannya, tidak ada bantuan sama sekali. Kami lakukan dengan swadaya tanpa bantuan siapa pun,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif