Soloraya
Sabtu, 22 Februari 2020 - 19:30 WIB

Pedagang Oprokan Pasar Legi Solo Tempati Hanggar Pasar Darurat

Ichsan Kholif Rahman  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kios darurat II Pasar Legi Solo. (Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Solopos.com, SOLO – Sebanyak 37 pedagang oprokan di Pasar Legi mulai menempati hanggar pasar darurat. Mereka pindah lantaran enggan menempati lokasi yang telah disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Saat ini, pengola Pasar Legi tengah mendata jumlah pedagang oprokan untuk dipindahkan ke los dan kios yang tidak ditempati. Hal itu disampaikan oleh Lurah Pasar Legi, Marsono, kepada Solopos.com, Jumat (21/2/2020) siang.

Advertisement

Pengakuan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman: Tak Ikut Susur Sungai karena Hujan

Marsono mengatakan, pendataan itu masih berlangsung hingga saat ini dikarenakan beberapa pedagang oprokan tidak berjualan setiap hari. Menurutnya, sebanyak 37 pedagang oprokan sudah menempati hanggar pasar darurat sejak pekan lalu.

Hal itu dikarenakan pedagang pasar yang telah memperoleh jatah lokasi berjualan enggan menempati sejak 1 Januari 2020. Beberapa surat teguran dan klarifikasi juga tidak membuat puluhan pedagang segera menempati lokasi yang disediakan. Hanya tujuh pedagang yang merespons teguran itu dan mau berjualan di hanggar pasar darurat.

Advertisement

“Saat ini sekitar 60-an jatah kios yang masih belum digunakan, kemungkinan tetap akan digunakan untuk memfasilitasi pedagang oprokan. Beberapa kali teguran sudah diberikan oleh Dinas Perdagangan. Dalam teguran itu juga sudah dijelaskan konsekuensi apabila tidak menempati pasar darurat,” ujarnya.

Dadah Isuzu Panther…

Marsono menambahkan, pemindahan pedagang oprokan berdampak tidak seragamnya jenis dagangan. Namun, hal itu terpaksa dilakukan demi menghidupkan aktivitas jual beli di kawasan pasar darurat.

Advertisement

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, mengatakan, akan memindahkan pedagang oprokan di sekitar pasar darurat saat pekerjaan pembangunan Pasar Legi dimulai. Hal itu juga dilakukan untuk melancarkan aktivitas pembangunan Pasar Legi.

Raja Solo Pakubuwono X, Pemilik Mobil Pertama di Indonesia

“Kalau pasar darurat tidak digunakan dan memilih berdesakan di lokasi lain, pedagang oprokan kami fasilitasi untuk menggunakan pasar darurat. Jalan di sekitar pasar itu kan untuk lalu lintas angkutan material pembangunan jadi agar lokasi pembangunan tetap steril dari pedagang oprokan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif