Soloraya
Minggu, 8 Januari 2012 - 15:08 WIB

Pedagang Pasar Cokro Kembang Boyongan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN–Ratusan pedagang Pasar Cokro Kembang, Tulung, Klaten akhirnya bisa kembali menempati pasar tradisional yang baru selesai dipugar itu, Minggu (8/1/2012). Namun, sejumlah pedagang masih keberatan dengan kenaikan tarif retribusi yang mencapai tiga kali lipat.

Pantaun Solopos.com di lokasi, ratusan pedagang sudah menempati kios dan los pada pasar tradisional yang dibangun dengan menggunakan dana senilai Rp 7 miliar itu. Mereka meninggalkan tempat darurat yang berada tak jauh dari lokasi pasar.

Advertisement

Yati, 52, salah seorang pedagang mengaku sudah membuka lapaknya sejak pukul 05.00 WIB. Pedagang es dawet itu berharap dengan menempati pasar baru akan membuat dagangannya kian laris. Namun begitu, warga Desa Daleman itu mengaku keberatan dengan kenaikkan tarif retribusi yang mencapai Rp 3.000/hari. “Sebelum pasar diperbaiki, saya hanya ditarik Rp 1.000/hari. Sekarang saya ditarik Rp 3.000/hari. Kalau dihitung perbulan bisa mencapai Rp 90.000. Kenaikan retribusi itu tentu sangat memberatkan,” keluh Yati.

Menanggapi hal itu, Lurah Pasar Cokro Kembang, Suherman mengatakan hingga kini belum ada ketentuan tentang tarif retribusi pedagang setiap harinya. Menurutnya, tarif yang diberlakukan pada hari pertama itu masih bisa dievaluasi kembali. Namun begitu, dia menilai tarif senilai Rp 3.000/hari itu masih murah. “Tarif itu masih di bawah standar. Silakan lihat di pasar-pasar lain, tarif itu tidak terlalu besar,” tutur Suherman.

(JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Boyongan Klaten Pasar Cokro
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif