SOLOPOS.COM - Lukisan bercerita penolakan pedagang terkait pembangunan pasar menjadi IKM terpasang di kompleks Pasar Mebel, Gilingan, Banjarsari, Solo, Selasa (8/2/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pedagang Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari, Solo, memasang beberapa spanduk dan hasil karya seni berisi sindiran kepada Pemerintah dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka terkait rencana pembangunan Sentra IKM.

Beberapa spanduk tersebut telah dicopoti petugas Satpol PP pada Selasa (8/2/2022) pagi. Namun, protes dan sindiran pada pembangunan sentra industri kecil menengah (IKM) masih ada di beberapa titik Pasar Mebel.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pedagang mengungkapkan kritikan mereka melalui tulisan kertas maupun lukisan kolaborasi yang juga didukung para seniman muda Solo. Misalnya tulisan Ati Dudu Watu yang dibuat menggunakan cat pilox.

Baca Juga: DED Kelar, Sentra IKM Pasar Mebel Gilingan Solo Hanya untuk 20 Pedagang

Ada juga tulisan Tangan Besi Perakyat yang dibuat dengan spidol di lembaran kertas. Kedua kalimat tersebut sindiran pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo atas sikap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dianggap kurang humanis dalam menangani polemik pembangunan IKM Solo.

Ada pula lukisan dengan objek beberapa tangan di bagian bawah sebagai simbol rakyat serta pria bertopi dengan mata ditutup sebagai simbol penguasa. Lukisan dengan dominasi warna kuning tersebut ditambahi timbangan yang berat sebelah.

Disusul tulisan People Need A Justice. Lukisan dibuat oleh para seniman muda Solo yang sebelumnya menggelar pentas solidaritas IKM Pasar Mebel. Salah satu pembuat karya kritikan tersebut yakni, Boby Sutanto.

Baca Juga: Gibran Ingin Sentra IKM Pasar Mebel Gilingan Solo Dibikin Seperti IKEA

Bentuk Kekecewaan

Boby yang juga anggota keluarga pedagang Pasar Mebel Gilingan, Solo, mengatakan tulisan maupun lukisan merupakan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah kota yang dianggap menyakiti hati pedagang. Latar belakang menulis coretan cat semprot tersebut terinspirasi dari vandalisme di Solo.

“Begitu ada yang up di sosmed pemkot seperti kelabakan buat menutupi seolah tidak ada apa-apa. Terbukti coretan tangan saya baru tiga jam dipasang langsung diturunkan dinas sendiri belum sempat up di sosmed,” katanya.

Tulisan Tangan Besi Perakyat, kata Boby, merupakan sindiran seolah-olah warga pasar mebel hanya sebagai objek dari kepentingan politik pemerintahan tanpa mempertimbangkan aspek sosial ekonomi di dalamnya.

Baca Juga: Ada Penolakan, Gibran Pastikan Sentra IKM Mebel Gilingan Tetap Dibangun

Sementara tulisan 50 Tahun Berjuang adalah simbol dari perjuangan pendahulu memulai babat alas kawasan kuburan sampai akhirnya jadi seperti sekarang ini. Sementara itu, tulisan Ati Iki Dudu Watu merupakan luapan emosi ketika perwakilan pedagang ditemui Wakil Wali Kota, Teguh Prakosa.

“Protes dengan gambar dan tulisan, saya munculkan buat pemimpin Kota Solo, Mas Gibran. Ya turun ke lapangan sendiri menemui pedagang, di tanah pasar mebel seperti waktu dulu kampanye. Harapan saya ya ke arah ke sana, buat keputusan terbaik ada di masing-masing pihak,” kata Boby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya