Soloraya
Rabu, 21 September 2011 - 18:08 WIB

Pedagang Sriwedari waswas

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), SRIWEDARI -- Pedagang mi ayam berjualan di depan Joglo Taman Sriwedari, Solo, Jumat (16/9/2011). Retribusi kios di kawasan Sriwedari bakal dinaikkan hingga 230%. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solo (Solopos.com)–Beberapa pedagang di kawasan Taman Sriwedari merasa waswas jika Pemkot Solo akan menaikkan retribusi hingga tiga kali lipat.

Advertisement

Pasalnya, tidak setiap hari kawasan tersebut ramai pengunjung dan pedagang selalu memperoleh keuntungan.

Seperti yang diungkapkan salah satu pemilik warung makan di kawasan Taman Sriwedari, Suharni, 61.

Ia yang setiap bulan harus membayar retribusi sebesar Rp 38.000, ia akan dibebani sekitar Rp 120.000 per bulan.

Advertisement

”Walaupun telah ada sosialisasi dari Pemkot Solo untuk rencana kenaikan retribusi hingga tiga kali lipat, kami belum mengambil sikap karena belum direalisasikan. Jika memang dilakukan dan saya harus membayar sekitar Rp 120.000 per bulan, saya merasa berat. Apalagi selain hari Minggu dan hari libur, keadaan di Sriwedari sepi,” ungkapnya saat ditemui wartawan di kawasan Taman Sriwedari, Rabu (21/9).

Saat hari libur pun, seperti Minggu, ia hanya mendapat Rp 100.000/hari. Jika rencana itu direalisasikan dan keuntungannya tidak dapat menutup retribusi yang ditetapkan pemerintah, ia terpaksa menggunakan uang pensiun miliknya.

Serupa yang diungkapkan seorang pedagang kerajinan di kawasan Taman Sriwedari, Sulistyo, 88, saat ditemui di kiosnya, Rabu.

Advertisement

Ia mengatakan telah mendengar kabar tentang rencana kenaikan retribusi tersebut hingga tiga kali lipat. Ia yang saat ini membayar retribusi Rp 67.000 per bulan, akan dibebani retribusi sekitar Rp 200.000 per bulan.

(aak)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif