SOLOPOS.COM - Forum Peduli Bencana Matesih (FPBM) melakukan penanaman pohon di Dusun Sebaran, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Sabtu (2/3/2013). ( Bony Eko Wicaksono/JIBI/SOLOPOS)

Forum Peduli Bencana Matesih (FPBM) melakukan penanaman pohon di Dusun Sebaran, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Sabtu (2/3/2013). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/SOLOPOS)

Irwan, 14, mengusap keringat yang mengucur deras di wajahnya. Sengatan sinar matahari sepertinya tak dipedulikannya. Tangan kanannya membawa bibit pohon manggis yang dibungkus tas kresek bewarna hitam.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Siang itu, Sabtu (2/3/2013), Irwan dan puluhan anggota Forum Peduli Bencana Matesih (FPBM) melakukan penanaman pohon di Dusun Sebaran, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar.

Aksi penanaman pohon tersebut dilakukan di lokasi rawan bencana tanah longsor di wilayah Matesih. Sebagian besar kondisi lokasi rawan tanah longsor gundul. Padahal, tanaman dan pepohonan tersebut mampu mencegah terjadinya bencana longsor.

“Kegiatan ini dilakukan secara rutin yang dilakukan di lokasi rawan bencana tanah longsor di Matesih,” ujarnya, siang itu.

Pohon yang ditanam di lokasi itu berjumlah 100 bibit pohon yang terdiri dari pohon manggis, durian dan sirsak. Para anggota FPBM itu juga dibantu anggota Polsek Matesih saat penanaman pohon.

Mayoritas anggota FPBM berstatus pelajar yang berdomisili di wilayah Matesih. Komunitas ini dibentuk untuk mengantisipasi bencana longsor yang kerap terjadi di wilayah Bumi Intanpari.

“Kami ingin agar generasi muda terutama pelajar dapat berpartisipasi mencegah tanah longsor dengan melakukan reboisasi di lahan yang gundul,” paparnya.

Penasehat FPBM, Are Prasetyo, menjelaskan pihaknya  telah mengidentifikasi sejumlah lokasi rawan longsor di Matesih. Selanjutnya, lokasi rawan longsor tersebut ditanami bibit pohon agar tanahnya tidak mudah retak yang menjadi salah satu penyebab longsor.

Pihaknya menargetkan 300 bibit pohon dari berbagai jenis ditanam di lokasi rawan longsor. Warga yang berdomisili di sekitar lokasi rawan longsor pun diminta melakukan penanaman pohon untuk mencegah terjadinya bencana longsor.

Sementara Kepala Dusun Seberan, Yamin, mengakui wilayah tersebut memang rawan longsor. Kejadian tanah longsor terakhir terjadi pada 2011 silam yang merenggut nyawa satu warga setempat. Di lokasi itu terdapat sekitar 40 keluarga yang diintai longsor apabila terjadi hujan lebat. Para warga yang berdomisili di sekitar lokasi longsor enggan direlokasi. Mereka memilih tetap tinggal di rumah karena hidup di lokasi itu sejak lahir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya