Soloraya
Kamis, 26 Januari 2023 - 19:43 WIB

Peduli Lingkungan, Penjual Kuliner Festival Durian Wonogiri Tak Pakai Plastik

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual jajanan zadul di Festival Durian dan Kuliner Jadul sedang melayani pembeli di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Kamis (26/1/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Jajanan tradisional atau zadul (zaman dulu) banyak diminati pengunjung di Festival Durian dan Kuliner Jadul di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Selasa-Kamis (24-26/1/2023).

Ada yang menarik pada penyajian aneka jajanan itu. Para pedagang kuliner zadul tidak ada yang menggunakan plastik untuk membungkus menu makanan mereka. Mereka memilih menggunakan cara tradisional yang ramah lingkungan seperti menggunakan daun pisang dan jati. 

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Kamis (26/1/2023) yang merupakan hari terakhir festival, ada tiga stan jajanan tradisional atau zadul. Satu stan menjajakan minuman tradisional seperti es ketan hitam, wedang pawon, dan teh poci.

Satu stan yang lain menjajakan jajanan seperti bongko, utri, dan turbin. Sementara satu stan terakhir menjual makanan berat tradisonal di antaranya pecel puli. Ketiga stan di Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri itu tidak menggunakan plastik dalam menyajikan jajanan kepada pembeli.

Advertisement

Satu stan yang lain menjajakan jajanan seperti bongko, utri, dan turbin. Sementara satu stan terakhir menjual makanan berat tradisonal di antaranya pecel puli. Ketiga stan di Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri itu tidak menggunakan plastik dalam menyajikan jajanan kepada pembeli.

Mereka menggunakan bahan ramah lingkungan seperti daun pisang dan daun jati. Para penjual jajanan zadul itu merupakan pedagang di Pasar Doplang Slogohimo yang hanya buka setiap Minggu pagi. 

Salah satu penjual kuliner zadul di , Tri Siti Wardayi, mengatakan semua kuliner zadul yang dijajakan di festival tersebut menggunakan bahan-bahan yang sama sekali tidak berbahaya. Di sisi lain, mereka mengedepankan keramahan lingkungan di samping tetap memastikan rasa jajanannya lezat. 

Advertisement

Omzet Jutaan Rupiah

Dia menyebut saat ini bahan-bahan untuk membuat jajan zadul tidak sebanyak dulu walaupun tidak sampai langka. Banyak jajanan zadul di Wonogiri menggunakan singkong sebagai bahan dasar, misalnya utri. Tetapi sekarang ketersediaan singkong di Wonogiri tidak sebanyak dulu. 

“Jadi agak susah. Dulu petani banyak yang punya gaplek. Sekarang enggak banyak. Yang banyak paling di daerah selatan, seperti Pracimantoro,” kata Siti saat berincang dengan Solopos.com di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Kamis. 

Dia menambahkan selama festival itu berlangsung telah mendapatkan omzet jutaan rupiah. Dia tidak menyebutkan secara pasti nilai nominal omzet tersebut. Yang jelas dia merasa beruntung diberi kesempatan menempati salah satu stan di Festival Durian dan Kuliner Jadul Wonogiri itu. 

Advertisement

Salah satu pembeli jajanan jadul, Emi Purbawati, mengaku sangat puas dengan rasa jajanan di festival tersebut. Emi membeli beberapa jajanan di antaranya turbin, bongko, dan jadah. 

“Buat keluarga di rumah. Tapi ini saya makan di sini juga. Jadahnya enak. Kebetulan saya suka banget jananan zadul kayak gini. Dulu masih banyak yang jual, sekarang sudah mulai langka. Makannya ini saya sengaja datang dari Kecamatan Ngadirojo buat beli ini,” ucap Emi.

Emi juga mengapresiasi para pedagang yang enggan menggunakan plastik. Pedagang memberi pilihan apakah jajanan itu dibungkus dengan daun jati atau tas kanvas. “Inovatif. Ini masih jarang di Wonogiri,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif