SOLOPOS.COM - Karyawan Toko Luwes Nusukan, Solo, Rabu (2/1/2013) berunjukrasa dengan menutup sebagian akses masuk ke toko. Para karyawan menutut Manajer Luwes Bengawan Tedjo Handoyo mundur dari jabatannya serta meminta mempekerjakan kembali dua karyawan yang dipecat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)


Karyawan Toko Luwes Nusukan, Solo, Rabu (2/1/2013) berunjuk rasa dengan menutup sebagian akses masuk ke toko. Para karyawan menuntut Manajer Luwes, Bengawan Tedjo Handoyo mundur dari jabatannya serta meminta mempekerjakan kembali dua karyawan yang dipecat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO-Puluhan karyawan swalayan Luwes Cabang Nusukan menggelar aksi demo, di halaman swalayan tersebut, Rabu (2/1/2013) pagi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Aksi demo itu digelar untuk menuntut Manajer HRD Luwes Nusukan, Bengawan Tedjo Handoyo, agar mundur dari jabatannya dan kembali mempekerjakan dua karyawan yang pada Selasa (1/1/2013) dipecat oleh manajer itu.

Pantauan yang dilakukan solopos.com, Rabu pagi, mendapati puluhan karyawan tersebut mulai melakukan aksi sekitar pukul 09.00 WIB. Para peserta aksi tersebut membawa poster yang isinya tuntutan mundur kepada sang manajer. Para peserta aksi juga mengikatkan pita hitam di lengan kiri mereka sebagai simbol keprihatinan terhadap sikap manajer yang semena-mena.

Selain itu para peserta juga melakukan orasi di depan swalayan itu. Kondisi itu sempat menarik perhatian para pengguna jalan, bahkan ruas jalan di depan swalayan itu agak tersendat akibat banyaknya pengguna jalan yang menonton.

Koordinator aksi, Ayu Tristiani, mengatakan para pekerja yang melakukan aksi itu adalah pegawai Luwes yang tergabung dalam Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 92. Aksi itu sengaja dilakukan sebagai  solidaritas kepada dua rekan mereka, Yuliana dan Endang Retno Asih yang diberhentikan tanpa sebab pada Selasa kemarin.

Ayu mengatakan kebijakan yang diambil oleh Bengawan tersebut sudah menyimpang. Selain memberhentikan karyawan secara sepihak, Bengawan juga menurunkan jabatan beberapa karyawan ke strata yang lebih rendah. Anehnya lagi, kata Ayu, yang dilengserkan dan diberhentikan tersebut merupakan anggota SBSI 92. Sedangkan beberapa karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Luwes Nusukan (SPLN), justru dimanjakan dan dinaikkan jabatannya.

Terpisah, Pemkot Solo turun tangan menengahi konflik ini. Berdasarkan pantauan Espos, mediasi dilakukan di ruang kerja Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, di Balaikota, Rabu (2/1/2012) siang. Mediasi dihadiri karyawan ter-PHK, Endang dan Yuliana, Kabid Konsolidasi dan Advokasi DPD SBSI 1992 Jawa Tengah, Suharno, Pemilik Luwes Group, Indarto serta Manajer HRD, Bengawan Tejo Handoyo.

Mediasi yang berlangsung sekitar dua jam itu tertutup bagi juru warta. “Saya minta segera diselesaikan. Besok akan diputuskan. Yang jelas keputusan jangan merugikan kedua belah pihak,” ujar Rudy saat ditemui seusai mediasi.

Selama proses negosiasi, Rudy meminta karyawan Luwes yang mogok untuk kembali bekerja seperti biasa. Rudy pun mengimbau manajemen bertindak manusiawi terhadap semua buruh yang dipekerjakannya, termasuk dua karyawan yang di-PHK. “Tadi saya sudah tegaskan, perlakukan buruh secara manusia. Tidak ada intimidasi dan diskriminasi. Semua bisa dimusyawarahkan.”

Manajer HRD Luwes, Bengawan Tejo H, enggan berkomentar banyak seusai mediasi. Pihaknya berharap persoalan bisa segera rampung tanpa perlu demo susulan, termasuk tuntutan karyawan yang meminta dirinya mundur. “Saya coba berpikir positif saja. Biar mekanisme jalan sebagaimana mestinya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya