Solopos.com, KLATEN – Pegiat pelestari cagar budaya mendorong agar ada kajian serius terkait potensi objek yang diduga cagar budaya (OYD CB) yang berpotensi berada pada jalur tol Solo-Jogja.
Hal itu dilakukan agar bukti sejarah berupa cagar budaya tak hilang terkubur pembangunan jalan tol Solo-Jogja.
Salah satu pegiat dari Klaten Heritage Community (KHC), Hari Wahyudi, mengatakan di Klaten banyak ditemukan objek diduga cagar budaya di berbagai lokasi.
Bocah Kampung Sewu Tenggelam di Bengawan Solo Ditemukan Meninggal
Bocah Kampung Sewu Tenggelam di Bengawan Solo Ditemukan Meninggal
OYD CB itu beragam seperti yoni, arca, hingga batuan candi. Soal OYD cagar budaya yang berpotensi berada di jalur tol, Hari belum bisa memastikan lantaran belum mendapatkan salinan detail daerah yang dilewati tol.
Hanya saja, dari 50 desa yang bakal dilewati jalan tol, sekitar 23 desa terdapat OYD cagar budaya. Rata-rata temuan OYD cagar budaya di desa-desa tersebut berupa yoni. Desa-desa itu tersebar dari sisi timur hingga barat Klaten.
Desa/Kecamatan Karangnongko ada yoni berukuran lebar 63 sentimeter serta batu candi yang memiliki takik di halaman rumah warga. Di Desa Ngawen juga ada batu bagian bawah candi di bawah pohon serta sebagian terlihat digunakan untuk pondasi rumah warga.
Di Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen ada yasti setinggi 150 sentimeter di pekarangan rumah warga. Selain itu ditemukan batu antefix polos tanpa motif.
21.945 Pekerja di Sragen Diusulkan Dapat BSU Rp600.000/Bulan
Di desa lainnya seperti Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, serta Desa Mendak, Kecamatan Delanggu juga terdapat OYD cagar budaya.
Hari meyakini dari temuan-temuan OYD CB itu terdapat objek lainnya yang masih terpendam di bawah tanah. Bisa jadi di sekitar temuan OYD CB itu terdapat struktur bangunan yang masih terpendam tanah.
Lantaran hal itu, Hari berharap ada kajian serius sebelum proyek pembangunan dilakukan. Hal itu dilakukan untuk memastikan tak ada OYD cagar budaya yang terpendam lantaran rencana jalan tol yang dibangun berupa at grade atau berada di atas timbunan tanah.
“OYD CB sebagai bukti fisik sejarah. Jadi keberadaan OYD CB di tempat itu bisa dijadikan patokan sejarah dimungkinkan di daerah setempat ada pemukiman kuno. Jangan sampai sejarah itu hilang,” kata Hari kepada
Berita Terkait
Hanya Untuk Anda
Inspiratif & Informatif