SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)--Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Sragen, Ekarini menyatakan, pelaksanan penyuntikan ternak di  Desa Kali Kobok, Kecamatan Tanon telah sesuai prosedur.

Eka menyampaikan ternak yang mati pascasuntik diduga telah mengalami infeksi parah. Akibat infeksi itu pemberian vaksin dan vitamin melalui penyuntikan yang dilakukan Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Sragen, tidak membawa hasil.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tidak ada kesalahan dalam teknis penyuntikan. Sehingga jika kemudian ditemukan ternak mati, maka besar kemungkinan ternak tersebut telah terinfeksi, hanya saja belum menunjukkan gejala sakit.

“Kita itu melangkah sesuai prosedur. Terjadi kematian itu mungkin hewan sudah terinfeksi cukup parah. Kalau begitu ya tidak bisa menyalahkan. Harus diterima bahwa memang hewan sakit,” tandas Eka, saat dihubungi Espos, Jumat (13/8).

Lebih jauh, Eka menguraikan penyuntikan yang dilakukan pihaknya untuk mencegah penyebaran penyakit ternak yang menyebabkan sapi dan kambing di Desa Ketro dan Desa Tanon mati beberapa bulan lalu.

Hingga saat ini, penyuntikan telah dilakukan untuk lebih dari 6.000 ekor ternak jenis sapi dan kambing. Ternak yang disuntik tersebar di 12 desa di Kecamatan Tanon dan sejumlah desa lain di Kecamatan Mondokan dan Sukodono.

Dari ribuan jumlah itu, Eka menegaskan, tercatat hanya lima ekor ternak yang mati. Itu pun terpusat di kawasan Desa Kali Kobok, Tanon. Melihat temuan di lapangan seperti itu, dia meyakini ternak yang mati pascasuntik memang telah terinfeksi.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya