SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan anak (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kasus pencabulan terhadap lima santriwati sebuah pondok pesantren (ponpes) di  Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah langsung menghebohkan warga setempat.

Warga tak menyangka pimpinan Ponpes berinisial AB, 40, tega melakukan pelecehan terhadap anak didiknya. Di masyarakat, AB dikenal sosok agamais, ramah, dan baik.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kades Jatipuro, Rakino, mengatakan Ponpes tersebut telah ada sejak puluhan tahun silam. Kasus pelecehan terhadap para santriwati pun baru kali pertama terjadi sehingga membuat heboh warga setempat.

“Ya jadi heboh gara-gara itu. Masyarakat kaget kok bisa sampai ada kasus itu,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (6/9/2023).

Dia mengatakan sosok pimpinan Ponpes berinisial AB selama ini dikenal orang yang baik dan ramah. Setiap malam Jumat, ponpes tersebut rutin menggelar pengajian yang dihadiri warga setempat. Bahkan masyarakat dari luar Jatipuro pun ada yang datang. Pengajian itupun kerap menghadirkan ulama terkenal dari berbagai daerah di Indonesia.

Jumlah santri di Ponpes tersebut ada sekitar 40-an. Santri berasal dari Karanganyar dan beberapa daerah lain seperti Wonogiri, Sragen, Salatiga, dan sebagainya. “Cukup kaget saja. Yang bersangkutan (AB) ini masih muda dan ganteng. Istrinya juga supercantik,” katanya.

Selepas kasus pelecehan ini mencuat, dia mengatakan aktivitas ponpes masih berjalan seperti biasa. Hanya kondisinya tampak sepi.

Diberitakan sebelumnya kasus pencabulan terhadap santriwati di salah satu Pondok Pesantren terjadi wilayah Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.

Lima santriwati menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh seorang pimpinan Ponpes tersebut. Saat ini pimpinan Ponpes telah ditahan di Polda Jawa Tengah.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu, saat dimintai konfirmasi wartawan Karanganyar melalui sambungan telepon membenarkan kasus tersebut. Kasus tersebut tengah ditangani Polda.

“Ada lima santriwati yang menjadi korban. Mereka dari Karanganyar dan Wonogiri,” kata dia, Rabu.

Stefanus mengatakan penyidik telah memeriksa sembilan orang terdiri dari pelapor, lima korban namun satu korban di antaranya belum dapat dimintai keterangan, orang tua korban, guru BK, dan terlapor.

“Pelaku sudah kita tahan. Ia adalah pimpinan ponpes di sana,” kata dia.

Lebih jauh Stefanus menjelaskan kegiatan di ponpes hingga kini masih berjalan seperrti biasa. Tidak ada penutupan terhadap proses ponpes tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya