Soloraya
Rabu, 23 Maret 2022 - 20:31 WIB

Pelaku UKM Klaten Kompak Jauhi Minyak Goreng Kemasan, Kok Bisa?

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi minyak goreng curah. (Antaranews.com)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Klaten mulai menjauhi minyak goreng kemasan, dalam beberapa waktu terakhir. Meski stok di pasaran melimpah namun penggunaan minyak goreng kemasan dinilai dapat bikin tekor karena harganya terlalu mahal.

Pengusaha tortila chips asal Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Wiyono, 49, memilih tak menggunakan minyak goreng kemasan meski saat ini stoknya di pasaran melimpah. Alasannya, harga jual minyak goreng kemasan mahal. Jika menggunakan minyak goreng kemasan, Wiyono mengaku harga jual tortila tak bisa menutup biasa produksi.

Advertisement

“Biayanya bisa membengkak kalau menggunakan minyak goreng kemasan. Kalau menggunakan kemasan itu saat ini harganya Rp25.000-Rp26.000 per liter. Harapan saya, minyak goreng harganya standar dan mencarinya mudah. Kalau sekarang itu harganya mahal, mencarinya sulit. Masyarakat yang jadi korban,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Klaten Masih Rp21.000 per Liter, Pedagang Pusing

Advertisement

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Klaten Masih Rp21.000 per Liter, Pedagang Pusing

Hal senada dijelaskan pedagang tahu krispi, Dwi Nurdin, 26. Dia mengakui saat ini minyak goreng curah mulai sulit dicari. Jika kondisi tersebut terus-terusan terjadi, Dwi bakal libur jualan tahu krispi untuk sementara waktu.

“Saat ini saya masih punya stok dua karton [minyak goreng kemasan]. Kalau sudah habis paling nanti mencari minyak curah terlebih dahulu,” katanya.

Advertisement

Baca Juga: Pengumuman! DKUKMP & Bulog Gelar OP 3.000 Liter Minyak Goreng di Klaten

Soal harga jual tahu krispi, Dwi memilih tetap menjual Rp500 per biji meski dihitung-hitung dia tak bisa mendapatkan untung. Dia mengakui sudah ada yang menjual Rp2.000 per tiga biji.

“Saya baru satu bulan berjualan. Masih mencari pasaran. Kalau harganya dinaikkan takutnya sulit cari pelanggan,” kata dia.

Advertisement

Analis Kebijakan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Dewi Wismaningsih, mengatakan stok minyak goreng curah di beberapa distributor kosong. Kekosongan terjadi di lima distributor yang ada di Klaten tersebar ke beberapa wilayah.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Bervariasi, OP Bakal Kembali Digelar di Klaten

Hal itu sesuai dari hasil pengecekan, Selasa (22/3/2022). Rata-rata, produsen minyak goreng yang memasok kepada distributor di Klaten berasal dari Semarang.

Advertisement

“Stok minyak goreng curah ada tetapi terbatas. Sedangkan minyak goreng kemasan stoknya aman,” kata dia.

Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 11/2022 yang mencabut ketentuan HET yang diatur pada Permendag No 6/2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng.

Baca Juga: DKUKMP Klaten Usulkan Operasi Pasar Minyak Goreng 4.000 Liter

Sebelumnya, harga minyak goreng ditetapkan Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000/liter. Kebijakan yang mengatur HET itu dicabut. Dalam Permendag No 11/2022, untuk minyak goreng curah masih mengacu pada HET senilai Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif