SOLOPOS.COM - Perwakilan pelaku UKM di Klaten membeli minyak goreng saat digelar operasi pasar minyak goreng Rp13.500 per liter di Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Jumat (11/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Para pelaku usaha kecil dan menengah (UMK) di Klaten hingga kini kesusahan membeli minyak goreng. Kalau pun ada, harganya masih di atas harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng.

Salah satu pelaku usaha tahu asal Kecamatan Klaten Selatan, Eni, 32, mengatakan beberapa waktu terakhir sulit mendapatkan minyak goreng curah. “Untuk minyak goreng curah ada tetapi pembeliannya hanya dibatasi satu jeriken,” kata Eni saat ditemui di Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Jumat (11/3/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Eni mengatakan selama ini dia menggunakan minyak goreng curah untuk menggoreng tahu. Satu jeriken bisa digunakan untuk dua kali penggorengan. Sementara, jika menggunakan minyak goreng kemasan dia membutuhkan setidaknya tiga kardus untuk persediaan menggoreng tahu selama dua hari.

Baca Juga: Pengumuman! DKUKMP & Bulog Gelar OP 3.000 Liter Minyak Goreng di Klaten

“Sementara kalau beli minyak goreng eceran di warung-warung harganya masih Rp19.000-Rp20.000 per liter. Kalau ada yang murah itu pun susah harus pakai KTP dan lain-lain. Dengan adanya operasi pasar sangat membantu kami karena sekarang minyak goreng susah,” kata Eni.

Pedagang empek-empek asal Kecamatan Klaten Utara, Sinta Dewi, 32, mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng. Kalaupun ada, pembelian dibatasi. “Di Klaten terbilang susah. Kalau mau beli harus syarat pembelian dan lain-lain. Kalau boleh beli hanya satu saja,” kata dia.

Sinta mengatakan ketersediaan minyak goreng di pasaran saat ini masih terbatas. Kondisi itu sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir. “Sebenarnya dari kami selama barang tidak langka tidak masalah,” jelas dia.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Bervariasi, OP Bakal Kembali Digelar di Klaten

Pedagang angkringan asal Taji, Prambanan, Iwan, 35, juga mengaku sulit mendapatkan minyak goreng. Apalagi untuk minyak goreng yang harganya sudah sesuai dengan HET. “Mau tidak mau selama ini beli di pasar. Harganya terakhir beli itu hampir Rp40.000 [untuk 2 liter minyak goreng kemasan],” kata dia.

Iwan mengatakan datang ke DKUKMP untuk mengikuti operasi pasar demi mendapatkan minyak goreng bersubsidi seharga Rp13.500 per liter. Dia membeli dua kardus dengan setiap kardus berisi 12 kemasan minyak goreng ukuran 1 liter. Rencananya, minyak goreng dari operasi pasar itu didistribusikan ke pedagang kecil lainnya yang sama-sama kesusahan mendapatkan minyak goreng.

Pada Jumat, DKUKMP Klaten bekerja sama dengan Bulog menggelar operasi pasar minyak goreng dengan jumlah total 3.000 liter. Sasaran operasi pasar itu ditujukan kepada pelaku UKM di Klaten. Harga minyak goreng bersubsidi pada operasi pasar itu Rp13.500 per liter.

Baca Juga: DKUKMP Klaten Usulkan Operasi Pasar Minyak Goreng 4.000 Liter

 

Operasi Pasar

Tim Pemantau Distribusi Minyak Goreng wilayah Soloraya Kementerian Perdagangan, Dedy Kuswandi, mengatakan sejak dia bertugas di wilayah Soloraya mulai 15 Februari hingga kini, sudah ada beberapa kali operasi pasar. Jumlah total minyak goreng yang sudah didistribusikan pada operasi pasar di Soloraya mencapai 109.800 liter.

Di Klaten, operasi pasar sudah digelar sebanyak tiga kali dengan jumlah total minyak goreng yang didistribusikan mencapai 7.660 liter.

“Untuk wilayah klaten baru tiga kali OP diutamakan untuk UKM karena berkaitan dengan usaha yang menopang kehidupan mereka. Rencana kedepan dalam waktu dekat mengumpulkan distributor di wilayah Klaten. Kami kembali melakukan operasi pasar dengan sasaran masyarakat umum karena saat ini masyarakat juga sangat membutuhkan,” kata dia.

Baca Juga: Sidak ke Pasar, DPRD Klaten: Stok Minyak Goreng Ada Tapi Harganya…

Terkait ketersediaan minyak goreng, Dedi menjelaskan stok minyak goreng di Soloraya relatif tercukupi. Termasuk ketersediaan minyak goreng di wilayah Klaten terutama minyak goreng kemasan. “Kalau di Klaten dari segi barang kemarin untuk kemasan bisa terpenuhi. Hanya untuk curah memang sedikit keterlambatan karena ada keterlambatan pengiriman minyak goreng curah dari produsen,” urai dia.

Analis Kebijakan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Bidang Perdagangan DKUKMP Klaten, Dewi Wismaningsih, mengatakan secara umum di Klaten tidak terjadi kelangkaan minyak goreng. Hanya saja, stok yang dimiliki distributor masih terbatas.

Soal harga, Dewi menjelaskan harga di tingkat distributor maupun toko ritel modern sudah sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. HET minyak goreng yang ditetapkan pemerintah yakni minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter, kemasan sederhana Rp13.500 per liter, serta minyak goreng curah Rp11.500 per liter.

Baca Juga: Sales Tawarkan Minyak Goreng Dijual Paket, Pedagang Pasar Klaten Pusing

Sementara, harga minyak goreng di pasar tradisional kebanyakan masih di atas HET. Pasalnya, pedagang kulakan minyak goreng dari sales atau pedagang lainnya dengan harga masih di atas HET.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya