Soloraya
Jumat, 11 Juni 2021 - 07:00 WIB

Pelaku Usaha Tak Ingin Wonogiri Hanya Disebut Kota Gaplek

Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Owner Regar Sport Industri Indonesia, Jumariyanto, dalam talkshow virtual Solopos, Kamis (10/6/2021) malam. (Tangkapan layar)

Solopos.com. SOLO – Kabupaten Wonogiri selama ini dikenal sebagai Kota Gaplek, bahkan sering mengalami kekeringan. Pelaku usaha ingin ada sebutan lain yang menunjukan ciri khas kemajuan Wonogiri.

“Go Nyawiji, saya melihat titiknya di milenial, pada kemajuan dunia digital. Sehingga usaha kami, Regarsport pun memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangannya. Bahkan yang sedang kami siapkan adalah menjadi marketplace untuk semua usaha di Wonogiri dan kota lainnya,” kata Owner Regar Sport Industri Indonesia, Jumariyanto, dalam talkshow virtual Solopos, Kamis (10/6/2021) malam.

Advertisement

Narasumber talkshow virtual yang dipandu Presiden Direktur Solopos Group, Arif Budisusilo mendukung keinginan Wonogiri bukan hanya Kota Gaplek. Talkshow virtual Solopos mengusung tema, Bersama Membangun Kabupaten Wonogori, “Go Nyengkuyung Wonogiri”.

Baca juga: Yang Urbanisasi Produknya, Bukan Orangnya, Keren Nih Wonogiri

Advertisement

Baca juga: Yang Urbanisasi Produknya, Bukan Orangnya, Keren Nih Wonogiri

Selain Jumariyanto, hadir pula narasumber lainnya secara virtual. Yakni Plant Director Deltomed, Nyoto Wardoyo, Apt., Region Sales JNE Jateng-DIY, Bambang Widiatmoko. Kemudian Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi dan Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Hanya saja karena ada kegiatan lain, Bupati diwakili Kepala Dinas KUKM dan Perindag, Wahyu Widayati. Talkshow yang disiarkan langsung ini didukung Deltomed, Widodo Makmur Unggas, JNE Express, Regar Sport, Artugo, Universitas Terbuka Surakarta, hingga Prodia.

Advertisement

“Hal ini setelah usaha terus berkembang bahkan kini telah menjadi komunitas digital. Di mana produk kami yang semula jersey voli berkembang ke jersey sepak bola, komunitas gowes, bahkan hijab. Jadi jangan takut berkarya di dunia digital,” ujar Jumariyanto.

Baca juga: Pemulihan Sektor Pariwisata Wonogiri Butuh Waktu Lama

Butuh Proses

Tapi apa yang dicapainya membutuhkan proses dengan tetap belajar dan berdiskusi untuk pengembangan usaha. Sehingga 2014 usaha mikro, berkembang menjadi usaha kecil, lalu menengah, dan 2019 masuk industri besar.

Advertisement

“Sehingga bisa go nasional, kemudian go internasional, dan go nyengkuyung Wonogiri. Bukan lagi Kota Gaplek, tapi Wonogiri bisa juga Kota Jersey,” kata Jumariyanto.

Hal itu juga dibuktikan Widodo Makmur Unggas yang membangun industrinya di wilayah Wonogiri. Membuktikan bahwa Wonogiri bukan lagi kota gaplek, tapi berkembang menjadi kota industri dan investasi.

“Widodo Makmur Unggas siap ikut bareng membangun Wonogiri. Terima kasih Pemkab Wonogiri karena bisa investasi dan lancar,” ujar Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi.

Advertisement

Baca juga: Kolaborasi, Kata Kunci Untuk Menurunkan Angka Kemiskinan di Wonogiri

Talkshow virtual Solopos, Bersama Membangun Kabupaten Wonogori, “Go Nyengkuyung Wonogiri”. (Tangkapan layar)

Keinginan itu juga direspons Deltomed, sebagai industri herbal selalu memberdayakan petani. Agar mereka mampu menghasilkan produk berkualitas, sehingga produk Deltomed kini bisa dipasarkan ke luar negeri.

“Wonogiri gudangnya empon-empon, kini produk herbal dari Deltomed juga go internasional. Sehingga sebutan kota gaplek bisa berganti, karena produk lokal dikenal di luar Indonesia,” kata Plant Director Deltomed, Nyoto Wardoyo, Apt.

Pemkab Wonogiri menurut Kepala Dinas KUKM dan Perindag Wonogiri, Wahyu Widayati memiliki rencana tata ruang untuk kawasan industri. Di mana industri besar ditempatkan di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

“Pemkab Wonogiri juga mempermudah perizinan. Sehingga semua pelaku usaha bisa ikut nyengkuyung Wonogiri dengan usaha masing-masing,” ujar Wahyu Widayati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif