SOLOPOS.COM - Suasana di RSUD Wonogiri (dok)

Suasana di RSUD dr Soediran Mangun SumarsoWonogiri (dok)

WONOGIRI--Anggota DPRD Wonogiri mengeluhkan pelayanan dokter di RSUD dr Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri sehingga menyebabkan saudaranya meninggal dunia. Khususnya, pemeriksaan dokter pascapemeriksaan dari ruang instalasi gawat darurat (IGD). Pernyataan itu disampaikan anggota DPRD Wonogiri, Sulardi kepada Solopos.com, Jumat (3/2/2012).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kami menilai pelayanan di RSUD dr SMS masih asal-asalan. Kurang cepat sehingga menyebabkan kondisi pasien semakin buruk.” Dia bercerita, Sabtu akhir Januari lalu dirinya mengantarkan saudaranya berobat ke RSUD dr SMS Wonogiri.

“Setelah diperiksa di IGD, pasien disarankan untuk opname sehingga dipindah ke bangsal. Tetapi hingga Minggu (29/1) belum pernah ada visit dokter ataupun penjelasan hasil cek darah namun perawat sudah mengatakan pasien memiliki penyakit akut.”

Politisi PAN itu berharap, penanganan tanggap darurat terhadap pasien lebih dipercepat. “Juga jangan beralasan tidak ada dokter karena sudah terdapat jadwal dokter jaga.” Sulardi menyatakan pelayanan yang buruk itu tidak hanya dialami dirinya namun juga pasien dari Jamkesmas.

Terpisah, Direktur RSUD dr SMS Wonogiri, dr Setyorini saat ditemui Solopos.com menyatakan, pihaknya langsung menegur dokter dan perangkat lain. “Kami sudah meminta maaf atas kekurangpuasan pelayanan dari RSUD Wonogiri kepada yang yang bersangkutan. Kami pun juga sudah menegur pihak-pihak yang menangani pasien. Mudah-mudahan hal itu menjadi pengalaman pertama dan terakhir.”

Dijelaskan oleh mantan Kepala Puskesmas Wonogiri ini, pemeriksaan dokter sudah dilakukan, yakni saat pasien di IGD.

Dia berharap semua pegawai di lingkungan rumah sakit mampu berperan sesuai kata-kata dalam pin yang dikenakan sehari-hari, yaitu melayani penuh hati.

“Kami berkeinginan, pasien diibaratkan sebagai saudara sehingga pelayanan bisa maksimal dilakukan. Jangan melihat pasien sebagai orang lain namun sebagai saudara kandung maupun famili dekat yang masih memiliki ikatan batin dan darah,” jelasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya