Pelayanan kesehatan di Sragen terkendala minimnya tenaga dokter yang bertugas di puskesmas setempat.
Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak 25 puskesmas di Bumi Sukowati kekurangan dokter. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Farid Anshori, saat dijumpai Promosi
Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Menurut Farid, hingga saat ini di masing-masing puskesmas di Sragen rata-rata hanya mempunyai sekitar dua atau paling banyak tiga dokter. Meski kekurangan dokter, menurut Farid, puskesmas tetap harus bisa memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).
“Jumlah tenaga SDM [Sumber Daya Manusia] di puskesmas belum memadai. Padahal idealnya satu puskesmas yang juga memberikan pelayanan rawat inap tersebut ada 1 kepala [pusekesmas] dan 4 dokter yang bertugas. Namun, saat ini belum [ideal]. Puskesmas yang paling banyak hanya ada tiga dokter. Belum ada yang memenuhi empat dokter,” kata Farid. Farid mengatakan DKK Sragen memastikan mulai Januari 2015, sebanyak 25 puskesmas yang tersebar di 20 kecamatan di Sragen akan naik status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai salah upaya mengatasi kurangnya tenaga medis di puskesmas itu. Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan (Yankes) DKK Sragen, Didik Hariyanto, menyampaikan untuk menguatkan status puskesmas menjadi BLUD bakal segera diterbitkan Surat Keputusan Bupati yang akan mulai berlaku Januari 2015. Menurut dia, konsekuensi dari kenaikan status puskesmas menjadi BLUD, yakni semua pendapatan, penganggaran, penanganan, dan semua kebutuhan akan ditangani secara mandiri oleh puskesmas masing-masing.