Soloraya
Senin, 21 Februari 2022 - 10:09 WIB

Pelukis Boyolali Ki Djoko Sutedjo Lelang Lukisan Semar, Segini Harganya

Magdalena Naviriana Putri  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ki Djoko Sutedjo menunjukkan lukisan Kiyai Semar Membasmi Virus Corona yang akan dilelang, Minggu (13/03/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Lukisan Kiyai Semar Membasmi Virus Corona bikinan Ki Djoko Sutedjo yang dibuat menggunakan kopi dan arang dandang ditawarkan mulai Rp30 juta hingga Rp200 juta.

Pelukis wayang asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Ki Djoko Sutedjo membuka harga lelang untuk lukisannya bejudul Kiyai Semar Membasmi Virus Corona. Lelang rencananya diadakan pada Minggu (13/03/2022). “Lukisan akan dilelang mulai dari Rp30 juta hingga Rp200 juta,” terangnya kepada wartawan, Senin (21/02/2022).

Advertisement

Umumnya pelukis menggunakan alat pewarna, seperti cat, akrilik, krayon, dan pewarna lainnya. Namun, dia menggunakan kopi dan arang dandang dalam lukisannya kali itu. Ia melukis tokoh semar yang sedang berada di atas awan. Ki Semar sedang meniup virus Corona.

Baca Juga : Sumpah Sabdo Palon Hancurkan Tanah Jawa

Advertisement

Baca Juga : Sumpah Sabdo Palon Hancurkan Tanah Jawa

Lukisan itu berawal dari kesenangannya minum kopi. Ia juga terinspirasi ketika melihat dandang yang digunakan istrinya berjualan mie ayam. Kondisi dandang mulai menghitam karena arang. Ia mencoba memadukan arang dan kopi lalu menggoreskannya pada kanvas.

“Lukisan dari serbuk kopi dan arang dandang ini rencananya akan dilelang untuk membantu warga yang terdampak Covid-19. Sisanya akan dibuat membangun padepokan seni rupa wayang di Boyolali,” ujarnya.

Advertisement

Baca Juga : Ki Semar, Punakawan Bijaksana Penasihat Para Ksatria Jawa

Ki Djoko Sutedjo prihatin ketika ada orang yang menganggap wayang sebagai hal haram. Dia juga menambahkan bahwa wayang merupakan alat penerangan dan media dakwah. Ia menuturkan telah menyumbangkan 160 lukisan karya anak asuhnya kepada Pemkab Boyolali.

“Wayang kalau dimakan memang haram. Kalau disembah jadinya syirik. Wayang bukan sekadar tontonan atau hiburan, namun juga media pendidikan budi pekerti yang luhur untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk,” jelasnya.

Advertisement

Pria yang belajar melukis sejak kecil ini telah berkeliling Indonesia untuk merantau. Salah satunya kurang lebih selama 30 tahun tinggal di Semarang dan baru pulang ke tanah kelahirannya Dukuh Pelang, Desa Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali pada 2016.

Baca Juga : Apakah Semar dan Sabdo Palon Orang yang Sama?

Sejak kecil ia belajar melukis menggunakan bahan pewarna yang ia dapat dari pekarangan sekitar rumah. Seperti, warna kuning dari kunyit, pewarnaan merah mencampurkan kunyit dengan kapur sirih, dan pewarnaan hijau didapat dari daun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif