SOLOPOS.COM - Dua pekerja memperbaiki jaringan listrik di salah satu tiang listrik di depan Terminal Angkuta Wonogiri, Sabtu (4/7/2015). Perbaikan jaringan menyebabkan pemadaman aliran listrik dan meresahkan pedagang Pasar Wonogiri. (JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Pemadaman listrik di Pasar Wonogiri selama 7 jam disinyalir merugikan pedagang hingga Rp 1 miliar. 

Solopos.com, WONOGIRI-Pemadaman aliran listrik yang terjadi selama tujuh jam meresahkan pedagang Pasar Wonogiri, Sabtu (4/7/2015). Akibatnya, pedagang pasar tradisional terbesar di Wonogiri ini mengaku merugi Rp1 miliar akibat pemadaman listrik tidak disosialisasikan terlebih dahulu. Pedagang Pasar Wonogiri meminta pengelola Pasar Wonogiri dan otoritas PLN Wonogiri tidak semena-mena.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Perdasari (Persatuan Pedagang Pasar) Wonogiri, Joko Nulat, Sabtu, mengaku kecewa, prihatin dan minta pejabat Pemkab Wonogiri turun ke pasar saat terjadi pemadaman listrik. Joko menceritakan, pemadaman aliran listrik sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB sangat merugikan pedagang pasar.

“Sekarang, kondisi Pasar Wonogiri memasuki masa prepekan (konsumen berbelanja jelang Lebaran). Masa prepekan sangat ditunggu-tunggu semua pedagang karena dagangan yang disiapkan akan laku. Tetapi harapan pedagang sirna setelah listrik padam. Kondisi pasar seperti gua, gelap gulita.”

Lebih lanjut Joko bercerita, pemadaman listrik selalu diberitahu sebelumnya sehingga semua pedagang Pasar Wonogiri bersiap diri. Menurutnya, pemberitahuan pemadaman akan disiarkan di radio komunitas pasar sehingga didengar semua pedagang. “Pemadaman listrik hari ini tidak ada pemberitahuan. Semua pedagang kelabakan mencari alat penerang kios atau toko. Koordinasi kami dengan pengelola radio pasar mendapat jawaban bahwa tidak mendapatkan pemberitahuan. Akibatnya, pedagang merugi hingga Rp1 miliaran.”

Joko memberikan contoh, dirinya setiap hari mendapatkan pemasukan senilai Rp3 juta tetapi selama listrik padam, pemasukan per hari hanya Rp750.000. “Konsumen yang masuk ke pasar berbalik arah melihat kondisi Pasar Wonogiri gelap gulita.”

Hal sama disampaikan pedagang kacamata, Witanto dan pedagang fashion, Jumadi. Keduanya minta agar pengelola PLN proaktif menginformasikan pemadaman listrik ke pelanggan. “Terlambat sehari saja membayar rekening listrik sudah didenda, kenapa saat pemadaman pihak PLN tidak memberitahukan ke pelanggan,” ujar Witanto.

Witanto mengusulkan perbaikan jaringan dilakukan siang hari agar pelanggan PLN tidak dirugikan. “Jika tidak mau memberitahukan soal pemadaman listrik ke pelanggan, lebih baik petugas PLN mengerjakan perbaikan jaringan sore hari.”

Hal sama disampaikan Jumadi. Pemilik fashion terbesar di Pasar Wonogiri mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah. Jumadi berharap, pihak PLN tak merugikan rakyat kecil yang telah tertib membayar rekening listrik. Otoritas PLN Wonogiri belum bisa ditemui. Seorang petugas Satpam PLN Wonogiri mengatakan, ada perbaikan jaringan dan menyodorkan surat pemberitahuan bahwa konfirmasi ke PLN Solo.

Kabid Pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Wonogiri, Agus Supriyanto saat dihubungi Espos, mengatakan, pengelola pasar sudah menginformasikan pemadaman listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya