SOLOPOS.COM - Helikopter BNPB mengangkut air dari Embung Banyu Kuwung Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, untuk memadamkan api yang membakar hutan Gunung Lawu dengan metode water bombing, Jumat (6/10/2023) sore. (Istimewa)  

Solopos.com, KARANGANYAR — Tepat sepuluh hari operasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Lawu wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, upaya pemadaman api secara konvensional resmi dihentikan Rabu (11/10/2023).

Pemadaman api difokuskan melalui water bombing atau gempuran bom air menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Water bombing bergerak mulai pukul 07.00 hingga 14.00 WIB atau menyesuaikan dengan cuaca.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kemarin upaya pemadaman manual atau melalui jalur darat terakhir kita lakukan. Mulai pagi ini kita tutup dan fokus melalui udara atau water bombing,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Karanganyar, Juli Padmi Handayani kepada Solopos.com, Rabu pagi.

Juli mengatakan upaya pemadaman secara manual dihentikan seiring titik api kebakaran berada di jalur curam dan jurang yang tidak dapat dilakukan melalui jalur darat.

Titik api ini berada di wilayah Hargo Tiling yang hanya mampu dijangkau melalui jalur udara. Dengan pertimbangan tersebut, pihaknya menutup operasi penanganan bencana kebakaran Lawu melalui jalur darat.

Secara otomatis, personel gabungan dari berbagai unsur, seperti Perhutani, BPBD, relawan, TNI dan Polri ditutup. Personel ditarik mundur dari Pos penanganan kebakaran Lawu di Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.

“Mudah-mudahan cuaca mendukung sehingga water bombing bisa lebih dari 22 tembakan sehari,” kata dia.

Upaya pemadaman menggunakan metode water bombing memang dioperasikan tergantung cuaca. Apabila angin kencang dan kabut, water bombing tak bisa dilakukan. Sejauh ini, water bombing sudah bisa berjalan untuk pemadaman api Lawu.

“Cukup efektif untuk pemadaman terutama di lokasi curam dan jurang,” kata dia.

Hingga kini secara akumulasi data sementara kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Lawu wilayah Kabupaten Karanganyar sudah mencapai 170 hektare (ha). Data ini masih terus bergerak menyesuaikan kondisi lapangan.

Termasuk mengenai kerusakan jaringan pipa air milik warga, Juli mengatakan sudah mulai diperbaiki oleh warga setempat. Jaringan pipa air yang rusak, dari laporan yang diterima belum ada sampai mematikan suplai air ke penduduk.

“Kerusakannya ringan artinya air masih bisa mengalir meski debitnya berkurang. Tidak sampai mati total dan sebagian sudah diperbaiki,” kata dia.

Dia berharap bencana kebakaran Gunung Lawu segera teratasi. Api diharapkan segera padam menyusul di sejumlah wilayah di Karanganyar mulai turun hujan.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berharap kebakaran bisa segera dipadamkan. Saat ini, dia mengatakan tinggal satu dua titik api saja.

“Hujan juga mulai turun sehingga mudah-mudahan api segera padam,” Katanya.

Bupati mengaku terus melakukan monitoring update terhadap pergerakan api yang membakar hutan Gunung Lawu. Meskipun diakuinya, kebakaran hutan Gunung Lawu kali ini merupakan dampak dari perluasan kebakaran yang terjadi dari kawasan Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya