Soloraya
Minggu, 22 Oktober 2023 - 21:15 WIB

Pemasangan Biogas di Desa Pendem Mojogedang Karanganyar Diperluas 

Indah Septiyaning Wardani  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja mengolah tahu di sentra produksi tahu di Desa Pendem, Mojogedang, beberapa waktu lalu. Warga memanfaatkan limbah tahu untuk diolah menjadi biogas. (Istimewa/Kades Pendem)

Solopos.com, KARANGANYAR–Pemasangan biogas di wilayah Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terus diperluas.

Saat ini setidaknya 50 digester dan sarana pemasangan biogas terpasang dimanfaatkan warga setempat. Biogas di wilayah Desa Pendem mulai berjalan sejak November 2022 lalu.

Advertisement

Biogas diolah dari limbah kotoran hewan ternak sapi. Biogas tersebut kemudian disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Sementara kotoran yang sudah tak terpakai dimanfaatkan untuk pupuk organik.

Kades Pendem Mardiyanto mengatakan penambahan pemasangan biogas akan diperluas dengan menggunakan dana desa. “Sebanyak 50 digester dan sarana pemasangan biogas sudah dimanfaatkan warga. Bahan baku biogas ini dari limbah kandang ternak dan ampas tahu dari UMKM,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (22/10/2023) petang.

Advertisement

Kades Pendem Mardiyanto mengatakan penambahan pemasangan biogas akan diperluas dengan menggunakan dana desa. “Sebanyak 50 digester dan sarana pemasangan biogas sudah dimanfaatkan warga. Bahan baku biogas ini dari limbah kandang ternak dan ampas tahu dari UMKM,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (22/10/2023) petang.

Perluasan pemasangan biogas dilakukan setelah warga merasakan manfaat dari penggunaan biogas tersebut. Biogas ini mampu menggantikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Dikatakannya, pengolahan limbah peternakan dan industri tahu menjadi biogas dan pupuk organik ini merupakan proyek percontohan Pemprov Jawa Tengah. Pengembangan pengolahan limbah kandang menjadi biogas sudah ada di wilayahnya sejak 12 tahun lalu.

Advertisement

Dengan pengolahan limbah menjadi biogas ini, warga Pendem tak perlu repot untuk membeli elpiji. Warga memanfaatkan biogas untuk keperluan memasak bahkan untuk aliran listrik.

“Nanti pemasangan sarana biogas dapat dikaver keuangan desa. Per lokasi diperkirakan Rp20 juta. Ukuran digester mampu menampung 6 meter kubik gas metana,” katanya.

Pemilik produksi di Pendem, Joko Warsito mengaku menggunakan biogas sejak 2022. Limbah produksi tahu miliknya selain dimanfaatkan mandiri juga menyambung ke dua rumah tetangga.

Advertisement

“Kami berharap diberi pelatihan pemanfaatan biogas menjadi energi listrik agar lebih maksimal,” kata dia.

Anik Rahayu, warga Dusun Gombel mengatakan bantuan sarana biogas diterimanya dari Pemprov pada empat bulan lalu. Kini, dia mendamba pemberian bantuan permodalan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha dari pemanfaatan sumber daya terbarukan itu.

“Masih buat masak harian biogas di kompor. Maunya bikin usaha. Tapi bingung belum punya modal,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif