Soloraya
Minggu, 24 Maret 2024 - 10:41 WIB

Pembangunan IKN Bisa Belajar dari Pemindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana diskusi Ngabuburit Bareng Influencer, Sudah Sejauh Mana Pembangunan IKN?, di Monumen Pers, Jumat (22/3/2024). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO–Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa mencontoh pemindahan Ibu Kota Kerajaan Mataram dari Kartasura ke Desa Sala pada era Paku Buwono (PB) II.

Pemindahan itu sudah mempertimbangkan banyak termasuk keberlanjutan atau sustainability. Demikian disampaikan Wakil Ketua Dewan Smart City Kota Solo, Sutanto, saat menjadi pembicara diskusi Ngabuburit Bareng Influencer, Sudah Sejauh Mana Pembangunan IKN?, di Monumen Pers, Jumat (22/3/2024).

Advertisement

“Saya sodorkan Solo punya pengalaman membangun bukan hanya kota, tapi Ibu Kota. Raja Jawa punya pengalaman itu. Bahkan kita paham bagaimana ada dua beringin di ujung kidul, itu simbol-simbol yang orang Jawa punya value nya. Maka di IKN sendiri saya melihat sudah mulai muncul itu, pilar dan seterusnya. Tapi sebenarnya urut kan ya,” tutur dia.

Sutanto mencontohkan pakaian yang dipakai oleh masyarakat. Menurut dia pakaian itu merupakan simbol yang mempunyai sebuah makna.

Advertisement

Sutanto mencontohkan pakaian yang dipakai oleh masyarakat. Menurut dia pakaian itu merupakan simbol yang mempunyai sebuah makna.

“Saya orang Solo pakai batik. Ini simbol. Dari simbol itu kita bisa tahu maknanya. Kumpulan simbol membangun value, kumpulan value membangun believe,” terang dia.

Sutanto mencontohkan keberhasilan pujangga R. Ng. Yosodipuro membantu pemindahan Keraton Kartasura ke Sala. “Keberhasilan orang dulu ketika pujangga besar Yosodipuro orang Pajang membawa Keraton Kartasura ke Sala, karena dia berhasil mendetailkan itu semuanya. Dari simbol beda ya Srimpi di depan, kemudian gajah yang ada, beringin yang ada, sampai hari ini masih hidup beringin itu. Tidak ada yang berani,” kata dia.

Advertisement

“Maka harus diturunkan value apa yang akan dijalankan. Seperti dari titik nol IKN ditarik sumbu kebangsaan. Coba itu
dimaknai, coba ditarik value nya. Maka kalau saya bayangkan, teman-teman bisa menyusun itu dalam satu buku yang kemudian bisa di-breakdown bahwa halte yang begini adalah simbol apa, dan ujungnya sampai ke believe, orang tidak akan merusak,” urai dia.

Narasumber lain dalam diskusi tersebut, Chief Urban Mobility Otorita IKN (OIKN), Resdiansyah mengatakan pembangunan IKN tidak terjadi dalam satu malam saja. Desain 100 persen IKN ditargetkan rampung pada 2045.

“Ini kota masa depan, sudah dipikirkan sejak zaman Soekarno dulu. Tapi baru bisa direalisasikan sekarang,” kata dia.

Advertisement

Resdiansyah menyatakan dibutuhkan kontribusi banyak pihak agar pembangunan IKN bisa berjalan lancar sesuai target. Sehingga perekonomian bisa didistribusikan secara merata.

Menurut dia, pemerintah menargetkan pembangunan IKN tidak mengulangi kesalahan-kesalahan dalam perkembangan kota-kota. Sehingga banyak standar nilai yang ditetapkan di IKN agar kota ini bisa berkembang baik.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif