Soloraya
Selasa, 30 Oktober 2012 - 14:47 WIB

Pembangunan Masjid Agung Molor, Bupati Klaten Warning Rekanan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Bupati Klaten, Sunarna, memperingatkan rekanan pembangunan Masjid Agung untuk menyelesaikan proyek sesuai tenggat.Hal itu diungkapkan Sunarna saat ditemui wartawan di kompleks Setda Klaten, Selasa (30/10/2012). Sunarna mengaku sudah mendapatkan laporan keterlambatan tahapan pembangunan Masjid Agung.

“Bagaimanapun caranya, keterlambatan itu harus dikejar demi tercapainya target,” ujar Sunarna.

Advertisement

Sunarna mengingatkan rekanan tentang klausul yang disepakati dalam kontrak kerja. Dia menegaskan Pemkab Klaten bisa menolak perpanjangan waktu yang diajukan rekanan jika realisasi pembangunan Masjid Agung masih jauh dari target. Bahkan, pemutusan hubungan usaha (PHU) bisa dilakukan jika rekanan melanggar klausul dalam kontrak.
“Salah satu klausul yang disepakati adalah pemutusan kontrak. Namun nanti kita lihat dulu hasilnya seperti apa. Sanksi yang diberikan sesuai dengan jenis pelanggaran yang terjadi,” papar Sunarna.

Sunarna mengakui proses relokasi agen bus dan pedagang di kompleks bekas Terminal Jonggrangan memang menghambat proses awal pembangunan Masjid Agung. Akan tetapi, dia memandang hal itu sudah menjadi konsekuensi yang harus dihadapi oleh rekanan.

“Masalah itu [relokasi agen bus dan pedagang] tentu sudah disadari rekanan jauh-jauh hari. Untuk mempercepat pembangunan itu bisa disiasati dengan menambah jumlah pekerja,” terang Sunarna.

Advertisement

Sebelumnya, tahapan pembangunan Masjid Agung di lahan bekas Terminal Jonggrangan molor dari jadwal. Seharusnya pengerjaan yang menelan dana Rp9,5 miliar itu saat ini sudah mencapai 60%, namun nyatanya baru terealisasi 34%. PT Jatikarya Megah Laksana selaku pelaksana proyek berdalih kemoloran pembangunan Masjid Agung disebabkan proses relokasi agen bus pedagang yang sempat tertunda.

Manajemen Kontraktor PT Jatikarya Megah Laksana, Karjono, mengatakan lambannya agen bus dan pedagang meninggalkan kompleks Terminal Jonggrangan saat itu membuat proses pembongkaran bangunan terhambat. “Saat sebagian bangunan mulai dibongkar, masih ada saja bus yang lalu lalang ke terminal. Ini tentu menghambat proses awal pembangunan sehingga berdampak pada capaian saat ini,” terang Karjono.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif