Soloraya
Selasa, 10 Desember 2013 - 16:54 WIB

PEMBANGUNAN PASAR SOLO : Pedagang Mendengar Makelar Kios Bergentayangan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembangunan Pasar Elpabes, Banjarsari, Solo, beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Solopos.com, SOLO — Sebelum dua pembangunan dua pasar tradisional di Banjarsari selesai, sejumlah pedagang calon penghuni kios-kios di sana mulai mendengar gerak-gerik makelar. Meski demikian, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo, Subagiyo menegaskan pihaknya siap menegur pihak-pihak yang mungkin bermain sebagai makelar kios.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, makelar tersebut menawarkan penempatan kios kepada para calon pedagang di Pasar Pangkalan Angkutan Umum Non Bus Antarkota (Papsa) Gilingan dan Pasar Elektronik, Pakaian, dan Besi (Elpabes) dekat Monumen ’45 Banjarsari (Monjari). Kios-kios yang ditawarkan dinilai memiliki lokasi strategis. “Ya misalnya lantai 1, apalagi bagian muka pasar. Terang saja posisi seperti itu diburu. Kami dengar hal semacam itu sudah digulirkan kepada para pedagang, katanya ada juga PNS yang terlibat,” kata salah seorang sumber dari kalangan pedagang yang enggan disebutkan identitasnya.

Advertisement

Meski demikian, pedagang tersebut sementara memilih diam. Sebab, pembicaraan paguyuban pedagang bersama DPP masih terus menerus berlanjut. “Ya dilihat saja nanti karena pembagiannya bagaimana masih dibicarakan,” tambahnya.

Salah seorang pedagang besi di kios sementara kawasan Monjari, Gatot Susilo, menanggapi santai mengenai kabar keberadaan makelar tadi. “Seperti itu bisa jadi orang bercanda lalu menyebar kabarnya. Sekarang semua masih gelap, mau dapat kios bagian mana, pedagang belum mengetahui,” kata Gatot yang siap menempati kembali Pasar Elpabes, saat ditemui Solopos.com, Senin (9/12/2013).

Menurutnya, solusi pembagian kios itu terus dicari. Gatot mengatakan kunci untuk menghindari kekisruhan dalam agenda itu adalah rasa legawa para pedagang. “Karena memang dulu jumlah kios di bagian depan sekitar 70 dan nanti hanya 30-an, tentu harus ada yang mau mengalah. Yang penting nyantol sik, misalnya dapat satu lokasi strategis kemudian yang lain jadi kurang strategis. Kan ada satu orang memiliki dua kios,” paparnya.

Advertisement

Dia sendiri mengaku rela menempati kios di lantai atas atau di mana pun. “Sekarang daripada bayar untuk kios [lewat makelar], mending untuk nambahi modal,” tandasnya menanggapi kabar terkait makelar tadi.

Kepala DPP Kota Solo, Subagiyo menegaskan tak ada makelar kios beroperasi. “Semua diselesaikan dengan aturan yang ada, tidak ada makelar. Pasar dibagi saja belum kok. Nyambut gawe sesuai aturan saja [biar] kepenak,” katanya, Senin siang.

Disinggung soal sanksi jika ditemukan makelar tersebut, Subagiyo mengakui pihaknya tak akan memberikan sanksi. “Kami tak suka memberi sanksi, kami ingatkan. Jika mereka [pedagang] lewat makelar juga kita ingatkan. Yang jelas saya belum dengar soal itu, Berseri Tanpa Korupsi,” pungkasnya. Dia juga mengakui terdapat sejumlah kategori kios sebelum dua pasar itu dibangun. Ada kios aktif, tak aktif dan disewakan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif