Soloraya
Senin, 24 Januari 2022 - 21:38 WIB

Pembangunan Utara dan Selatan Timpang Jadi PR Pemkab Sukoharjo

R Bony Eko Wicaksono  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bundaran Tanjunganom, Grogol, Solo, Jumat (29/11/2013). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO —  Pembangunan fisik dan ekonomi di wilayah Kabupaten Sukoharjo bagian utara saat ini dinilai lebih pesat dibanding wilayah bagian selatan. Disparitas wilayah itu menjadi tantangan yang akan dihadapi Pemkab Sukoharjo pada masa mendatang.

“Masalah disparitas wilayah menjadi pekerjaan rumah dan tantangan pemerintah pada tahun ini. Kami berupaya mengembangkan wilayah selatan guna mengurangi ketimpangan wilayah,” kata Sekda Sukoharjo, Widodo, saat berbincang dengan Solopos.com di Gedung Menara Wijaya, Senin (24/1/2022).

Advertisement

Diketahui, pembangunan fisik di kawasan Solo Baru kian pesat selama satu dekade terakhir. Kawasan Solo Baru menjelma sebagai pusat bisnis terbesar sekaligus destinasi wisata belanja bagi masyarakat Soloraya. Di kawasan Solo Baru terdapat hotel, mal, pusat perbelanjaan hingga rumah toko (ruko).

Baca juga: Bupati Sukoharjo Perintahkan Tiap OPD Rancang 1 Program Unggulan

Pesatnya pembangunan fisik dan ekonomi di kawasan Solo Baru harus dibarengi pembangunan serupa di wilayah Sukoharjo bagian selatan. Sejauh ini, baru zona industri Nguter yang digadang-gadang menjadi pusat kawasan industri di wilayah selatan

Advertisement

Lokasi zona industri Nguter terletak di lima desa yakni Celep, Pengkol, Gupit, Kedungwinong, dan Plesan. Sementara tiga perusahaan di zona indutsri Nguter yaitu PT Rayon Utama Makmur (RUM) milik PT Sritex, PT Dolphin Putra Sejati, serta PT Delta Merlin.

Membuka Usaha Dekat Pabrik

Perusahaan di kawasan industri Nguter bakal menyerap puluhan ribu pekerja. Mereka membutuhkan tempat tinggal, makan atau keperluan sehari-hari lainnya. Warga setempat bisa membuka usaha seperti warung makan atau toko kelontong di sekitar pabrik. “Masyarakat juga bisa membuka usaha indekos yang disewakan kepada para pekerja pabrik. Sehingga perekonomian daerah tumbuh dan masyarakat mendapatkan penghasilan,” ujar Widodo.

Baca juga: Bau Busuk Limbah PT RUM Sukoharjo Masih Tercium, Warga Mengadu ke KLHK 

Advertisement

Guna mendukung pengembangan zona industri Nguter, pemerintah melaksanakan pembangunan jalur lingkar timur (JLT) sepanjang kurang lebih 25 kilometer. Hal ini berimplikasi untuk mendongkrak investasi sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Saat ini, masih dalam tahap pembebasan lahan dan bangunan milik masyarakat dan tanah kas desa. Setelah rampung, baru mulai pengerjaan fisik proyek pembangunan JLT,” tutur dia.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelbangda) Sukoharjo, Rudiyanto, menyatakan disparitas wilayah dipengaruhi perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta infrastruktur wilayah. Wilayah Sukoharjo bagian selatan diproyeksikan menjadi pusat kawasan industri agar bisa bersaing dengan wilayah utara serta dapat menggenjot investasi dan menggeliatkan ekonomi desa dan masyarakat.

Baca juga: Wow, Harga Tanah di Sepanjang Jalur JLT Sukoharjo Naik Lima Kali Lipat

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif