SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah (freepik)

Solopos.com, KLATEN – Target pembelajaran tatap muka yang direncanakan paling cepat pada Senin (24/8/2020) urung dilakukan menyusul ada tren peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten.

Pembelajaran tatap muka untuk jenjang SD dan SMP di Klaten direncanakan dimulai awal September 2020.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Wardani Sugiyanto, mengatakan rencana pembelajaran tatap muka bergulir pada awal September jika kondisi persebaran Covid-19 di Kabupaten Bersinar masuk kategori rendah.

“Kami rencanakan awal September dengan catatan Klaten zona kuning,” kata Wardani saat dihubungi , Jumat (21/8/2020).

Eks Anggota DPRD Solo Sebut Gibran Berpotensi "Melompat" Jadi Gubernur

Dia menjelaskan persiapan menuju pembelajaran tatap muka di sekolah sebelumnya telah dilakukan. Disdik menerjunkan tim pengawas untuk memastikan kesiapan dan kelayakan sekolah memberlakukan pembelajaran tatap muka.

“Dari hasil monitoring dan evaluasi, 98 persen sekolah sudah siap,” kata Wardani. Namun, kondisi Covid-19 di Kabupaten Sragen dinilai belum aman untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka.

Pada pekan ini, zona risiko penularan Covid-19 di Klaten masuk kategori sedang atau zona oranye. Alhasil, pembelajaran daring masih diberlakukan.

Begini Keseharian Keluarga Suranto di Mata Tetangga di Baki Sukoharjo

Terkait pembelajaran tatap muka yang belum bergulir, Wardani mengimbau orang tua tetap bersabar mendampingi anak mereka mengikuti pembelajaran daring.

“Bagi desa-desa yang masuk kategori zona kuning, pembelajaran bisa dilayani oleh guru dengan pendekatan home schooling agar bisa dibantu pendampingan dengan kelompok belajar terdiri tiga hingga lima siswa siswa. Guru akan hadir,” kata Wardani.

Kegiatan Pelatihan Covid-19

Pada kesempatan sebelumnya, Wardani menjelaskan ketika pembelajaran tatap digelar, tak serta merta kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Pada awal masuk kembali ke sekolah aktivitas KBM ditiadakan diganti dengan kegiatan pelatihan Covid-19.

“Tidak langsung pelajaran dulu tetapi diisi pelatihan tentang pencegahan Covid-19 dulu sampai semua siswa benar-benar bisa menerapkan adaptasi baru,” kata Wardani.

Selama di sekolah tetap diberlakukan dengan protokol kesehatan seperti wajib mengenakan masker atau face shield hingga menjaga jarak. Para siswa juga tidak langsung masuk saban hari.

Kebakaran Hanguskan Warung di Kalijambe Sragen, Ini Penyebabnya

Pada tahap awal, siswa hanya masuk sekali dalam sepekan dengan sistem sif. Jumlah siswa per kelas saban KBM berlangsung sekitar lima orang. Ketika sudah terbiasa, KBM bisa dilakukan dengan skenario berikutnya yakni masuk sekolah dua hari dalam sepekan.

“Skenario kedua itu yakni masuk dua kali sepekan jumlah siswa per kelas 10 anak. Kemudian masuk skenario ketiga dengan masuk sepekan tiga kali dengan jumlah siswa 16 anak per kelas,” urai Wardani, Jumat (14/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya