Soloraya
Senin, 23 November 2020 - 07:33 WIB

Pembelajaran Tatap Muka Solo Ikuti Pusat, Wajib Izin Orang Tua

Mariyana Ricky P.d  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa kelas IX SMP Negeri 4 Solo antre dengan menjaga jarak saat mencuci tangan sebelum memasuki kelas pada Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di halaman SMP Negeri 4, Solo, Selasa (13/10/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di sekolah di seluruh zona mulai Januari 2021. Hal itu diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Ketua Pelaksana Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan pihaknya siap mengikuti kebijakan tersebut namun dengan catatan mengutamakan pengendalian persebaran virus SARS CoV-2.

Advertisement

UMK Solo Naik Jadi Rp2,013 Juta, Apindo Dan Buruh Sama-Sama Kecewa

“Kami akan meminta izin orang tua terlebih dahulu, apakah mereka memperbolehkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka. Sesudah itu, baru sekolahnya. Apakah sekolahnya siap tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan? Kami enggak ingin kegiatan belajar mengajar menjadi klaster persebaran Covid-19,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (22/11/2020).

Ahyani mengatakan jika orangtua mengizinkan dan sekolah siap, maka proses selanjutnya adalah mengetatkan kelas tatap muka.

Advertisement

Dibatasi

Siswa yang mengikuti kegiatan tersebut dibatasi sehingga bisa menjaga jarak. Misalnya, membagi murid yang tatap muka dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara adil, sehingga harus menyusun jadwal pertemuan dalam satu bulan.

“Bergilir, hanya yang siap seperti simulasi. Kalau satu kelas yang siap hanya 15 anak, ya sudah, itu saja. Harus komitmen orang tua dan sekolah. Kalau enggak ada komitmen, ya enggak usah. Sebenarnya jika pusat sudah memutuskan, kami mengikuti. Tapi, pengendalian harus tetap. Salah satunya pre maupun post pertemuan tatap muka wajib dilakukan rapid test,” jelasnya.

Angin Kencang Bikin Pohon Di Sidoharjo Sragen Tumbang, Pengendara Motor Asal Blora Jadi Korban

Advertisement

Ahyani mengatakan hasil evaluasi sementara dalam simulasi pembelajaran tatap muka belum lama ini menunjukkan ada kalangan guru dan siswa yang hasil uji cepatnya reaktif.

Mereka langsung dilarang mengikuti pembelajaran dan wajib menjalani uji swab. Apabila hasil uji swabnya positif maka simulasi akan dipindah ke sekolah lain yang siap.

“Hasil swabnya negatif, jadi lanjut simulasi. Ini SMA sudah mulai mengajukan tatap muka. Sementara simulasi di SMP dan SMA, SD menyusul ke depan,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif