SOLOPOS.COM - Ratusan orang berebut gunungan yang berisi jajan pasar dalam pembukaan Mangkunegaran Makan-Makan di Pamedan, Pura Mangkunegaran, Jumat (23/2/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Ratusan orang berebut gunungan yang berisi jajan pasar dalam pembukaan Mangkunegaran Makan-Makan di Pamedan, Pura Mangkunegaran, Jumat (23/2/2024).

Kegiatan berupa festival kuliner dan panggung gelar budaya itu merupakan bagian dari serangkaian acara dalam rangka jumenengan KGPAA Mangkunegara X ke-2 dan Cap Go Meh 2024, Sabtu-Senin (23-25/2/2024).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantuan Solopos.com, warga sudah berkumpul di Pamedan Mangkunegaran sejak pukul 16.00 WIB. Lalu sekitar satu jam kemudian gumugan berisi jajanan pasar keluar dari gerbang Mangkunegaran menuju depan panggung utama.

Perwakilan Mangkunegaran, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo dan tokoh Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto membuka acara dan mempersilakan masyarakat mengambil isi gunungan.

Warga pun langsung berdempetan memperebutkan jajanan pasar. Tidak sampai lima menit gunungan itu langsung habis diambil diperebutkan oleh warga.

Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan barongsai dari siswa SD Widya Wacana. Ada lima barongsai yang menari-nari di depan penonton. Kesenian khas Tionghoa itu dipercaya mampu mengusir roh jahat sekaligus menjadi simbol keceriaan.

Pertunjukan kemudian dilanjutkan dengan Reog Singo Barong Yoga dari Banyuanyar, Solo. Kali ini giliran kesenian yang terkenal dari Ponorogo, Jawa Timur yang menarik perhatian penonton.

Reog sendiri menjadi salah satu simbol kebudayaan Jawa. Di masyarakat Jawa, pertunjukan seni seperti ini bisa menjadi momen keakraban antar warga.

Dua penampilan kesenian lintas etnis itu menjadi simbol keakraban Jawa dan Tionghoa. Sekaligus menegaskan hubungan baik Mangkunegaran dengan masyarakat Tionghoa yang sudah terjalin ratusan tahun lalu.

Sumartono Hadinoto, yang juga tokoh masyarakat Tionghoa di Kota Solo, menyatakan hubungan baik masyarakat Tionghoa dan Mangkunegaran sudah terjalin sejak dulu.

Hal itu terbukti Mangkunegara VI pernah disemayamkan di rumah duka Thiong Ting pada waktu jenazahnya datang dari Surabaya untuk dibawa ke Astana Utara.

“Jadi mudah-mudahan dengan adanya acara ini, ke depan kebhinekaan terus terjaga, tidak hanya dalam bentuk slogan tapi juga kegiatan-kegiatan bersama. Apalagi Mangkunegaran menjadi rumah budaya Nusantara,” kata dia kepada wartawan, Jumat (23/2/2024).

Sementara itu, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo mengatakan Mangkunegaran sebagai rumah budaya membuka diri untuk budaya Nusantara, salah satunya ke kebudayaan Tionghoa.

Gusti Sura, sapaan akrabnya, mengatakan kedepannya acara Festival Kuliner dan panggung budaya ini akan terus berlanjut setiap satu tahun sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya