SOLOPOS.COM - Bayu Handono. (Instagram @bayu.handono)

Solopos.com, BOYOLALI — Kematian Bayu Handono, 36, seorang pengusaha tembaga dari Tumang, Cepogo, Boyolali yang jasadnya ditemukan bersimbah darah, Jumat (3/5/2024) pukul 21.00 WIB, menimbulkan tanda tanya besar bagi para tetangganya.

Pasalnya, tidak terdengar ada keributan dari rumah korban di Dukuh Kebonso, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali sebelum penemuan jasad Bayu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di rumahnya tersebut, Bayu Handono tinggal seorang diri.

Salah satu tetangga korban, Yovita Almi, mengatakan jarak rumah Bayu dengan rumah tetangga tidak jauh.

Biasanya, kata dia, suara bersin dari rumah Bayu pun terdengar dari rumahnya.

Terbunuhnya Bayu di dalam rumah juga menimbulkan dugaan pelaku dikenali oleh korban. Pasalnya, selama ini Bayu selalu menutup pintu gerbang rumahnya dari dalam.

Orang yang mau bertamu ke rumah biasanya berkomunikasi terlebih dahulu melalui pesan Whatsapp.

Pada saat penemuan jasad Bayu, kondisi pintu gerbang terbuka sehingga ada kemungkinan pelaku masuk atas sepengetahuan korban.

“Mas Bayu selalu mengunci pintu gerbangnya dari dalam. Setiap tetangga yang mau datang bakal bertanya via pesan WhatsApp terlebih dahulu keberadaannya,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Sabtu.

Karenanya, Yovita Almi merasa aneh ketika dua hari atau sejak Kamis (2/5/2024) posisi pintu gerbang rumah Bayu terbuka.

Kades Cepogo, Mawardi, membenarkan korban adalah pengusaha tembaga di Cepogo.

Korban masih memiliki alamat KTP di Dukuh Gunungsari RT 001 RW 015, Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

“Kesehariannya kalau pagi, dia memang memiliki usaha dari kerajinan logam. Tapi kalau sore atau malam kembali ke sini. Dia seorang diri karena orang tuanya ada di wilayah Kembangkuning, sehari-hari dengan masyarakat juga tidak ada masalah,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (4/5/2024).

Mawardi menilai korban merupakan sosok yang baik, ramah, dan mudah bergaul dengan masyarakat.

Walau sudah tidak tinggal di Tumang, pada Rabu (1/5/2024), Bayu masih ikut gotong royong dengan tetangga sekitar.

Ia tidak tahu kondisi terakhir korban, akan tetapi berdasarkan keterangan polisi yang ia dapat, korban meninggal dunia dan ditemukan dalam kondisi tertelungkup.

Mawardi menjelaskan mobil korban terlihat masih ada, akan tetapi untuk kendaraan roda dua milik Bayu tidak ada di Tumang ataupun di rumah korban.

Kasus ini tengah ditangani oleh Polres Boyolali.

Pihak keluarga mengungkapkan harapan mereka atas kasus meninggalnya Bayu Handono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya