Soloraya
Rabu, 16 Januari 2013 - 17:36 WIB

Pemdes Kepurun Desak Tagih Pembongkaran Huntara

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Pemerintah Desa (Pemdes) Kepurun menagih pembongkaran hunian sementara (huntara) yang kini mangkrak di Bumi Perkemahan Kepurun.

Kepala Desa (Kades) Kepurun, Widodo, mengatakan huntara sudah tidak terpakai sejak awal 2011 lalu. Warga terdampak erupsi Gunung Merapi sudah meninggalkan huntara dan sudah menetap kembali di daerah asalnya. Akibat terlalu lama mangkrak, huntara itu kerap digunakan untuk lokasi pesta minuman keras atau tempat berbuat mesum. Oleh sebab itu, warga sekitar mendukung agar huntara itu dibongkar.

Advertisement

“Wacana pembongkaran huntara sudah mencuat sejak 2011 lalu. Sekarang sudah memasuki 2013, namun wacana belum juga terealisasi. Kami tidak ingin pembongkaran huntara itu hanya sekadar wacana yang tak kunjung dieksekusi,” terang Widodo kepada Solopo.com, Selasa (16/1/2013).

Widodo menjelaskan sebenarnya warga sekitar berniat membongkar sendiri huntara itu. Akan tetapi, niat itu urung dilaksanakan karena warga tidak memiliki cukup dana untuk membongkar dan mereklamasi Lapangan Bumi Perkemahan Kepurun. Dia mengaku sudah mengusulkan dana Rp245 juta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten untuk mereklamasi lapangan tersebut.

“Dana Rp245 juta itu usulan dari kami. Kalau sudah disetujui kami berharap huntara bisa dibongkar secepatnya. Namun katanya kami harus menunggu persetujuan dari bupati terlebih dahulu,” tandasnya.

Advertisement

Widodo menjelaskan bekas material huntara nantinya akan disimpan di tempat aman. Rencananya beberapa material bangunan seperti seng dan bambu akan diserahkan kepada warga sekitar. Sementara khusus material batako akan digunakan BPBD untuk membuat fondasi lapangan di sebelah selatan dan barat.

“Sebagian seng sudah banyak yang hilang. Bambunya juga sudah membusuk. Kalau mau dimanfaatkan warga, bambu itu hanya untuk kayu bakar,” urai Widodo.

Camat Manisrenggo, Gandung Wahyudi, mengungkapkan sebenarnya sejumlah material bangunan seperti seng dan batako pernah diminta oleh warga terdampak erupsi Gunung Merapi yang sempat tinggal di huntara itu. Menurutnya, sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Merapi tersebut sudah mendatangi dirinya untuk meminta material bangunan tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif