Soloraya
Selasa, 2 April 2024 - 16:24 WIB

Pemdes Wunut Klaten Sisihkan Rp297,6 Juta untuk THR Warga, Semua Keluarga Dapat

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Klaten, menerima THR dari pemerintah desa setempat, Selasa (2/4/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan warga Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Klaten, bergantian mendatangi kantor desa mereka untuk mengambil tunjangan hari raya atau THR, Selasa (2/4/2024). Wajah mereka semringah begitu keluar dari kantor desa.

Masing-masing warga menerima empat lembar uang pecahan Rp100.000 bergambar wajah tokoh proklamator Soekarno-Hatta secara cuma-cuma. Uang itu diperoleh sebagai THR dari Pemerintah Desa (Pemdes) Wunut kepada warganya. Masing-masing keluarga menerima Rp400.000.

Advertisement

Tak ada pengecualian. Seluruh warga tanpa memandang status sosial maupun pekerjaan menerima THR. Syaratnya yakni alamat kartu keluarga (KK) berada di Wunut. Mereka cukup membawa dua lembar kertas yakni fotokopi KK dan surat undangan pengambilan untuk bisa membawa pulang uang THR jelang Lebaran.

Sudah dua kali Lebaran ini Pemdes Wunut menyerahkan THR untuk seluruh warga. Tahun lalu nilai THR per keluarga Rp300.000. Tahun ini nominalnya meningkat menjadi Rp400.000.

Advertisement

Sudah dua kali Lebaran ini Pemdes Wunut menyerahkan THR untuk seluruh warga. Tahun lalu nilai THR per keluarga Rp300.000. Tahun ini nominalnya meningkat menjadi Rp400.000.

Sumber dana untuk THR warga itu berasal dari pendapatan asli desa (PAD) yang disumbang Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang mengelola unit usaha wisata Umbul Pelem. Total penerima THR ada 744 keluarga. Artinya, nilai total anggaran untuk pemberian THR seluruh keluarga di Wunut, Klaten, mencapai Rp297,6 juta.

Kepala Desa (Kades) Wunut, Iwan Sulistiya Setiyawan, mengatakan THR diberikan semata-mata untuk membantu warga Wunut dalam merayakan Lebaran.

Advertisement

Iwan berharap setiap tahun bisa memberikan THR kepada warga Wunut dengan nominal yang terus meningkat. Pada 2025, Iwan berharap setiap keluarga di Wunut bisa menerima THR Rp1 juta.

Pengelolaan Umbul Pelem

“Ke depan mungkin tidak hanya Rp400.000, tetapi bisa lebih. Selain itu ada yang diwujudkan berupa investasi pengembangan potensi di Wunut. Sehingga selain bekerja, warga nanti bisa memiliki investasi tanpa mengeluarkan uang dari kantong sendiri,” jelas Iwan.

Bergulirnya program THR itu berawal dari kesuksesan desa setempat melalui Bumdes Sumber Kamulyan mengelola Umbul Pelem. Pengembangan potensi wisata umbul itu diawali pada 2016 silam dengan memanfaatkan dana desa.

Advertisement

Dari tahun ke tahun, sebagian dana desa digelontorkan untuk pengembangan potensi wisata. Hingga pada 2018, Umbul Pelem dibuka untuk wisata dan dikelola Bumdes Sumber Kamulyan.

Hasil pengelolaan Umbul Pelem itu pun mendongkrak pendapatan asli desa (PAD) sejak tahun pertama dioperasikan. Inovasi juga terus dilakukan agar pengunjung tak bosan berdatangan ke objek wisata tersebut.

Dari tahun ke tahun, PAD Desa Wunut terus meningkat. Pada 2024, target PAD Wunut mencapai Rp3,1 miliar bersumber dari lelang tanah kas desa dan pendapatan wisata yang dikelola Bumdes.

Advertisement

Sesuai ruhnya, hasil pengelolaan potensi wisata di Wunut yang dirintis dari dana desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Umbul Pelem menjadi sumber mata pencaharian sebagian warga.

Pendapatan Bumdes dimanfaatkan untuk menggulirkan berbagai program peningkatan taraf hidup hingga biaya sosial warga Wunut. Seperti pembiayaan premi BPJS Ketenagakerjaan, pembiayaan premi kepesertaan BPJS kesehatan, hingga THR untuk setiap keluarga di Desa Wunut senilai Rp400.000.

2 Kali Lebaran Dapat THR

Santunan untuk warga yang meninggal dunia juga diberikan senilai Rp1 juta. Santunan untuk warga yang sakit Rp500.000 dan ada pula bantuan untuk keluarga tidak mampu senilai Rp690.000 per keluarga.

“Kegiatan-kegiatan sosial ini kami lakukan dengan harapan mencari doanya, insyaallah apa yang kami cita-citakan bisa terkabulkan,” kata Iwan.

Salah satu warga, Ika Tresnawati, 40, mengatakan sudah dua kali Lebaran menerima THR dari pemerintah desa. Nilainya meningkat dari semula Rp300.000 per keluarga menjadi Rp400.000 per keluarga. “Tentu saja kami senang dapat THR,” kata ibu rumah tangga asal Dukuh Barengan, RT 001/RW 001, Desa Wunut, tersebut.

Warga lainnya, Bambang Prasetyo, 41, mengaku sengaja pulang kampung dari Gatak, Sukoharjo, dan tak berdagang untuk mencairkan THR. Meski tinggal di Sukoharjo, Bambang masih tercatat sebagai warga Wunut.

“Di sini untuk kemakmuran rakyat sangat diperhatikan dari desa. Tentu saja saya senang dapat THR. Mudah-mudahan program ini bisa terus berlanjut,” ungkap dia.

Warga lainnya, Nita, 24, juga menjelaskan sudah dua kali ada progam THR. Dia pun ikut mencairkan THR.

“Alhamdulillah ada program THR. Semua warga mendapatkan. Harapan saya program ini tetap berlanjut walau nantinya berganti kepala desa. Program-program seperti ini menyejahterakan warga apalagi ketika yang tidak dapat THR, bisa mendapatkan THR dari desa,” jelas Nita yang suaminya bekerja sebagai penyedia alat berat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif