SOLOPOS.COM - Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Baturetno, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri menambah dua bilik untuk mempercepat pencoblosan, Kamis (11/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Pemilihan kepala desa di Wonogiri diwacanakan menggunakan kartu untuk menghemat anggaran.

Solopos.com, WONOGIRI Bagian Pemerintahan Desa (Pemdes) Setda Wonogiri mewacanakan pemungutan suara (coblosan) pemilihan kepala desa (pilkades) menggunakan kartu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Penggunaan kartu diyakini akan lebih menghemat anggaran ketimbang menggunakan surat suara. Hal itu dikatakan Kepala Bagian (Kabag) Pemdes Setda Wonogiri, Sriyono, saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (9/1/2015). Sriyono menilai penggunaan surat suara dalam pilkades cukup memboroskan anggaran. Apalagi surat suara yang tidak sah saat pencoblosan pilkades selama ini cukup banyak.

“Jika menggunakan surat suara, misalnya dalam satu pilkades ada 2.000 surat suara, jumlah surat suara tidak sah bisa mencapai ratusan lembar. Pilkades lebih efektif menggunakan kartu,” ujarnya.

Sriyono mengatakan kartu-kartu itu nanti disediakan oleh Bagian Pemdes. Saat pemungutan suara, pemilih mengambil kartu kepada panitia lalu memasukkannya ke kotak suara yang sudah diberi nomor sesuai jumlah dan nomor urut calon kepala desa. Kartu-kartu dalam setiap kotak akan dihitung sebagai perolehan suara tiap calon.

“Kartunya kecil seperti kartu tanda penduduk [KTP] dan sudah ditandatangani ketua panitia pilkades. Saya pikir dengan menggunakan kartu, tidak akan ada lagi surat suara tidak sah,” kata dia.

Menurut Sriyono, pemungutan suara pilkades menggunakan kartu dapat menghemat anggaran. Rata-rata anggaran pelaksanaan pilkades dari APBD Kabupaten Wonogiri mencapai Rp19 juta per desa. Mayoritas dana itu digunakan untuk mencetak surat suara dan undangan pemilih.

Sementara biaya mencetak kartu kurang dari Rp5 juta. Dengan demikian, biaya pelaksanaan Pilkades menggunakan kartu jauh lebih hemat. Sriyono akan menyampaikan wacana tersebut kepada Bupati Danar Rahmanto. Apabila disetujui, pelaksanaan pilkades menggunakan kartu akan diterapkan pada 2016 karena tahun ini tak ada pilkades.

Sebenarnya, lanjut Sriyono, ada enam desa yang seharusnya menggelar Pilkades tahun ini. Tapi karena regulasinya belum ada, semua pilkades ditunda pada 2016. Enam desa yang harus menggelar pilkades adalah Desa Bakalan, Kecamatan Pracimantoro; Desa Tawangrejo, Kecamatan Jatipurno; Desa Tanjung, Kecamatan Bulukerto; Desa Keloran, Kecamatan Selogiri; Desa Gambiranom, Kecamatan Baturetno; dan Desa Wonoharjo, Kecamatan Nguntoronadi.

Warga Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Tursiman, 41, mendukung wacana penggunaan kartu dalam pemungutan suara pilkades. Menurut dia, kartu akan memudahkan para pemilih lanjut usia untuk menggunakan hak pilih mereka.

“Biasanya pemilih yang sudah lanjut usia kesulitan menentukan calon kades yang hendak dipilih jika menggunakan surat suara. Saya kira lebih efektif menggunakan kartu,” katanya terkait pemilihan kepala desa di Wonogiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya