SUKOHARJO--Pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo mengundang sorotan masyarakat. Agenda tahunan tersebut dinilai kurang memberi manfaat untuk perkembangan dan pembangunan daerah, terutama dilihat dari kemajuan pariwisata di wilayah setempat.
Ketua II Gerakan Nasional Penegakan Hak Asasi Manusia Sukoharjo, Djoko
Cahyono, menyebutkan selama ini pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo sebatas berhenti di pemilihan. Sedang tindak lanjut untuk promosi bidang pariwisata dan kegiatan lain terkait untuk menunjang perkembangan daerah belum dirasakan gaungnya di tingkat masyarakat.
“Pemilihan Mas dan Mbak pakai dana APBD, puluhan juta rupiah. Tapi selama ini manfaatnya dimana untuk daerah, kami sebagai masyarakat terus terang tidak pernah tahu. Termasuk aspek pariwisata yang barangkali ada kaitannya secara langsung,” ungkapnya ketika dijumpai Solopos.com di Sukoharjo, Rabu (20/6/2012).
Djoko mengingatkan agar kegiatan pemilihan Mas dan Mbak yang dilaksanakan Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (DPOPK) tidak sebatas berhenti sebagai agenda tahunan. Namun harus diperlihatkan kontribusinya untuk daerah.
Terpisah Kepala Bidang Pariwisata DPOPK Kabupaten Sukoharjo, Sri Joko
Indarto, menyatakan pemberdayaan juara Mas dan Mbak selama ini sudah berupaya dilakukan. Bahkan untuk kegiatan Mas dan Mbak tidak sebatas terkait aspek pariwisata, namun promosi berbagai produk unggulan yang dimiliki Kota Makmur.
“Sejak awal kita tekankan tanggung jawab peserta pemilihan Mas dan Mbak. Mereka pun sadar akan peran yang diharapkan, nantinya bagaimana ketika terpilih. Jadi tidak hanya pariwisata, potensi unggulan ikut dipromosikan,” tegasnya dihubungi, kemarin.