SOLOPOS.COM - Kawasan wisata Rawa Jombor, Klaten

Kawasan wisata Rawa Jombor, Klaten

Klaten (Solopos.com)--Pemilik warung apung di Rawa Jombor meminta penundaan pengerukan rawa yang berada di Desa Krakitan, Bayat, Klaten itu hingga perayaan momentum Lebaran selesai.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Syamsir, salah seorang pemilik warung apung di Rawa Jombor saat dihubungi Solopos.com, Jumat (2/9/2011), mengatakan momentum Lebaran merupakan puncak dari kunjungan wisatawan ke warung apung. Mulai hari H hingga H+7, kata Syamsir, setiap warung apung di Rawa Jombor selalu dipadati pengunjung. Namun begitu, dia mengakui, jumlah pengunjung warung apung pada momentum Lebaran kali ini lebih sedikit jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Dibandingkan perayaan Lebaran tahun 2009 dan 2010, terdapat penurunan pengunjung hingga 40%,” terang Syamsir.

Turunnya jumlah pengunjung warung apung, kata Syamsir, dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor itu adalah dimulainya proyek
pengerukan Rawa Jombor yang diprakarsai oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo. Menurutnya, proyek pengerukan Rawa Jombor yang dimulai sebulan terakhir membuat debit air menyusut.

Kedangkalan air, kata Syamsir, menimbulkan kesan kumuh terhadap Rawa Jombor. Hal itu berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke warung apung. “Kekumuhan itu tentu membuat pengunjung kurang nyaman ketika menyambangi warung apung. Jadi kami berharap proyek pengerukan Rawa Jombor untuk sementara ditunda hingga momentum perayaan Lebaran
selesai,” tukas Syamsir.

Hal senada juga dikemukakan, Gunawan, salah seorang pengelola warung apung di Rawa Jombor. Menurutnya, informasi pengerukan Rawa Jombor yang sudah didengar masyarakat membuat kunjungan wisatawan menurun.

“Kendati rawa dikeruk, nyatanya kami tetap bisa berjualan. Sebagian masyarakat tahunya warung apung itu tutup karena proyek pengerukan Rawa Jombor berlangsung,” urai Gunawan.

Sebelumnya, proyek pengerukan Rawa Jombor mendapat sorotan dari kalangan anggota DPRD Klaten. Proyek ini dinilai asal-asalan. Wakil Ketua Fraksi Keadilan Sejahtera (FKS) DPRD Klaten, Marjuki menilai proyek yang menelan dana sekitar Rp 12 miliar tersebut terkesan asal-asalan. Menurutnya, pemenang lelang proyek pengerukan Rawa Jombor belum menunjukkan keseriusan untuk melakukan pengerukan sedimentasi maupun menghilangkan populasi enceng gondok di Rawa Jombor.

(mkd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya