SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang (JIBI/dok)

Solopos.com, KLATEN – Praktik politik uang di Klaten diakui Panwaslu setempat masih ada. Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Klaten, Suharno, mengakui praktek itu masih terjadi di Klaten. Tapi, ia mengalami kesulitan untuk membuktikan keterlibatan peserta pemilu dalam memberikan uang kepada calon pemilih.

“Kalau dari caleg langsung ke pemilih, bisa langsung kami tindak. Tapi, dalam kasus ini agak berbeda. Kami kesulitan menelusurinya karena politik uang itut dilakukan oleh pengepul suara. Namun, ada cara lain untuk mengetahuinya melalui catatan dana yang digunakan caleg dalam berbagai kegiatannya,” katanya kepada wartawan, Minggu (19/1/2014/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ia menambahkan pengawasan pencatatan dana yang digunakan para caleg merupakan tugas PPL. Ia berharap PPL yang menemui adanya praktek politik uang, maka segera melaporkannya ke panwaslu kecamatan atau kabupaten sehingga ada tindak lanjut.

Di sisi lain, dalam pelantikan tersebut, Panwaslu Kabupaten Klaten melantik 63 orang PPL sebagai pengganti PPL yang mengundurkan diri atau tidak bisa melanjutkan tugasnya. Mereka dilantik untuk melengkapi total PPL di Klaten sebanyak 931 orang.

“Sebanyak 63 orang PPL itu untuk mengganti mereka yang mengundurkan diri karena tidak bisa melanjutkan tugasnya dan beberapa yang meninggal dunia. Tapi, ada juga yang kami minta mengundurkan diri karena mereka memilih menjadi tim sukses caleg,” ujarnya.

Suharno juga mengatakan sebenarnya Klaten mendapatkan kuota sebanyak 1.200 orang PPL berdasarkan kondisi geografis dan jumlah tempat pemungutan suara (TPS). Namun karena minimnya sumber daya manusia, jumlah tersebut sulit terpenuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya