Soloraya
Sabtu, 13 November 2021 - 02:10 WIB

Pemkab Boyolali Harus Lanjutkan Riset Watu Genuk, Kenapa?

Cahyadi Kurniawan  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menggali tanah dan mendata (ekskavasi) batu candi di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/11/2021). Ekskavasi dan penelitian tahap dua yang dilakukan BPCB Jawa Tengah tersebut bertujuan menyelamatkan struktur batu candi pada situs setempat. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Solopos.com, BOYOLALI — Penelitian mengenai situs Watu Genuk harus terus dilanjutkan agar warisan benda cagar budaya ini bisa dimanfaatkan dan dilestarikan oleh masyarakat.

Maka, Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) harus berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Advertisement

Hal ini disampaikan oleh founder Ketholeng Institute Boyolali, sebuah lembaga nirlaba yang fokus pada pengkajian seni dan budaya, Ribut B. Santosa. Ribut berpendapat temuan BPCB Jateng dalam riset yang digelar beberapa waktu yang lalu memberikan gambaran lebih jelas mengenai situs Watu Genuk.

Situs ini terkonfirmasi sebagai sebuah candi dengan tiga candi perwara atau candi pendamping. Candi ini melengkapi candi induk yang ditemukan pada penggalian tahun 2016.

Advertisement

Situs ini terkonfirmasi sebagai sebuah candi dengan tiga candi perwara atau candi pendamping. Candi ini melengkapi candi induk yang ditemukan pada penggalian tahun 2016.

Baca juga: Benda Ini Jadi Petunjuk Penemuan 3 Candi di Situs Watu Genuk Boyolali

Menurut Ribut, temuan harus ini ditindaklanjuti dengan dengan koordinasi antara Disdikbud Boyolali dengan BPCB Jateng. Koordinasi ini guna mendapatkan salinan hasil temuan pada penggalian tahap II kemarin. Hasil ini menjadi acuan untuk digelar riset lanjutan mengenai situs Watu Genuk.

Advertisement

Tak hanya itu, urgensi riset ini makin penting mengingat situs Watu Genuk yang unik dibandingkan candi lainnya. Watu Genuk memiliki candi induk dan candi perwara yang berukuran sama. Untuk mengungkap hal ini perlu digelar penelitian lanjutan.

Baca juga: 2.000 Hektare Hutan Aceh Rusak, WALHI: Akibat Tambah Emas Ilegal

“Ini jelas luar biasa. Setelah Candi Lawang di Kecamatan Cepogo, kini ditemukan lagi candi Watu Genuk di Kragilan, Kecamatan Mojosongo,” ujar dia.

Advertisement

Ia juga mengajak masyarakat turut menjaga kelestarian situs Watu Genuk. Ribut menambahkan ada sebuah cerita klasik atau urban legend yang diperkirakan terjadi pada 1980-1990-an. Saat itu ada kabar arca nandi di situ Watu Genuk sempat dipindahkan. Akibatnya, 28 ekor sapi milik warga mati keesokan harinya.

“Karena itu produk nenek moyang harus dilestarikan. Jangan mengambil apalagi merusak,” imbau Ribut.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif