SOLOPOS.COM - Desa Jemowo menerima bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Boyolali, Senin (19/9/2022). (Istimewa/Ngatimo).

Solopos.com, BOYOLALI — Memasuki musim kemarau, akses air bersih yang terbatas di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, mulai menjadi perhatian pemerintah daerah.

Setidaknya sudah ada tiga desa di Kecamatan Tamansari yang menerima bantuan air bersih sebanyak 15 tangki pada Selasa, (20/9/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Desa di Tamansari yang sudah mendapat dropping air bersih antara lain Desa Lampar, Desa Jemowo, dan Desa Dragan.

Camat Tamansari, Suyatna mengatakan Tamansari sudah lama menjadi daerah langganan kekurangan air bersih setiap memasuki musim kemarau. Hampir semua desa di Kecamatan Tamansari berpotensi mengalami kekeringan.

“Potensi kekeringan itu dari 10 desa, hanya dua desa yang sudah tercukupi air bersihnya. Yakni Desa Sumur dan Desa Karanganyar,” ucap dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Hore! Kodim Wonogiri akan Bangun Pompa Hidram di 3 Kecamatan Ini

Langganan kekeringan di Kecamatan Tamansari kali ini dimaknai Suyatna sebagai kekeringan yang terselubung.

“Sebenarnya soal kekeringan di Tamansari saat ini bisa dimaknai terselubung. Kalau dulu memasuki bulan Mei, di atas [di desa yang dekat lereng merapi] memang sudah tidak ada air,” kata Suyatna.

“Sehingga tangki-tangki itu ambil air nya dari Daerah Tlatar dan melewati kantor kami. Karena sudah tidak terlihat tangki nya lewat, jadi kami tau nya akses air sudah tercukupi,” tambah dia.

Perkiraan itu muncul karena beberapa tahun terakhir, pemerintah maupun swasta memang sudah mengupayakan desa-desa di Tamansari agar mendapat akses air bersih melalui sumur bor atau embung.

“Di beberapa desa itu sudah punya sumur dalam, tapi rupanya masyarakat di sana itu tetap membeli air. Saya kira sudah tercukupi dari sumur-sumur dalam. Ternyata masih membeli tangki, tapi tidak dari Daerah Tlatar lagi, yakni dari lokalan [daerah setempat],” ucap dia.

Baca juga: Ini Penyebab Kabupaten Wonogiri Sering Alami Kekeringan Tiap Tahun

Suyatna mengatakan warga setempat biasanya membeli satu tangki air bersih sekitar 6.000 liter seharga Rp150.000 sampai Rp200.000, dengan bantuan air bersih tersebut diharapkan bisa meringankan masyarakat setempat.

Oleh karena itu, Tamansari mengajukan sejumlah permohonan air bersih kepada pemerintah daerah.

Kemudian permohonan tersebut ditindaklanjuti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan berkolaborasi dengan Badan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM).

Suyatna mengatakan bantuan air bersih tersebut untuk meringankan beban maysarakat.

Staf Keamanan dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Tamansari Boyolali, Wahyudi mengatakan bantuan dropping air bersih dari BPBD mulai disalurkan ke sejumlah rumah ibadah di desa-desa Kecamatan Tamansari.

Baca juga: Tumben! BPBD Klaten Belum Dropping Air di Daerah Langganan Kekeringan

Dropping air nya itu rata-rata tidak langsung disalurkan ke warga, tapi diarahkan ke tempat-tempat ibadah. Jadi supaya tidak muncul kecemburuan masyarakat,” ucap dia.

Yudi menjelaskan sudah ada tiga desa yang mendapat dropping air bersih dari pemerintah daerah.

“Hari ini [Selasa, 20 September 2022] penyaluran di Desa Lampar. Penyalurannya sudah mulai hari kemarin [19/9/2022] di Desa Jemowo dan Desa Dragan,” kata Yudi.

“Kemarin dropping air di Desa Jemowo pukul 13.00 WIB, sedangkan di Desa Dragan sekitar pukul 10.00 WIB. Masing-masing mendapat lima tangki, rencana nya selain di Desa Lampar, dropping air juga akan dilakukan di Desa Sumur. Kemudian untuk besok penyaluran ke Desa Lanjaran dan Sangup” ucap Yudi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya