SOLOPOS.COM - Pedagang sembako di Pasar Jongke, Kabupaten Karanganyar tengah melayani pembelian beras, Senin (4/9/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disdagperinaker) Karanganyar akan menggelar operasi pasar (OP) beras guna menekan harga komoditi pangan ini.

Harga beras jenis C64 di pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar menyentuh Rp14.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga beras terjadi karena ketersediaan barang yang terbatas karena musim kemarau.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Disdagperinaker Karanganyar, Martadi, mengatakan situasi saat ini sudah memenuhi syarat untuk digelar operasi pasar beras. Bupati Karanganyar Juliyatmono juga telah mengajukan surat permohonan OP ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah  dua pekan lalu. OP dilakukan untuk menekan harga beras yang kini melambung di pasaran.

“Kami tinggal menunggu surat balasan dari Pemprov,” kata Martadi kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (11/9/2023).

Kenaikan harga beras dirasakan warga terutama di wilayah perkotaan seperti di Colomadu, Jaten, Tasikmadu, dan Karanganyar. Sementara warga di wilayah perdesaan relatif tak terpengaruh dengan kenaikan harga beras. Sebab mayoritas warga merupakan petani sehingga memiliki persediaan beras untuk memenuhi kebutuhannya.

Pemetaan operasi pasar juga telah dilakukannya, di mana sasarannya di lingkungan warga terdampak kenaikan harga beras. Khususnya wilayah perkotaan di Karanganyar.

Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, meminta Pemkab dan Pemprov mempercepat operasi pasar beras. Ia juga meminta bantuan beras untuk warga tidak mampu juga disegerakan bulan ini.

Dari pengamatannya, kenaikan harga beras belakangan ini disebabkan fenomena El Nino yang membuat kemarau terasa lebih panas dan kering. Selain itu durasi kemarau menjadi lebih panjang sehingga ketersediaan air berkurang. Ketersediaan air yang terbatas membuat hasil panen padi tak maksimal bahkan ada yang gagal panen.

Sumanto meminta petani kreatif mencari air. Bendungan-bendungan yang dibangun pemerintah juga bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air lahan pertanian milik petani. Di sisi lain, kenaikan harga beras juga membawa berkah bagi petani. Saat ini harga gabah kering panen (GKP) tembus Rp7.000/kg.

Artinya meski harga beras naik, tetapi petani masih bisa jual gabah dengan harga tinggi sehingga bisa untuk menutup biaya produksi sampai panen.

Sementara itu penjualan beras di pasar tradisional di Karanganyar kurang bagus belakangan ini. Pedagang mengeluhkan sepinya pembeli hingga terpangkasnya keuntungan karena harga beras mahal.

Pedagang beras di Pasar Nglano, Sayekti, mengatakan saat beras masih Rp11.000/kg, bisa meraup untung Rp1.000-Rp1.500 per kg. Kini, harga beras Rp14.000/kg, dia hanya meraup untung Rp700 per kg. Hal ini terjadi karena harga beli ke tengkulak sudah tinggi. Dari tengkulak, dia menambahkan harga beras sudah Rp13.300 per kg

“Yang beli sepi, untungnya juga semakin kecil,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya